SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Espos)–Kasus bunuh diri di wilayah hukum Boyolali menjadi sorotan dalam Rakor Muspida yang digelar Pemkab Boyolali di ruang Garuda Setda Boyolali, Selasa (29/6).

Sejak Februari hingga pekan keempat bulan Juni tercatat sebanyak 11 kejadian kasus bunuh diri baik dengan cara gantung diri maupun karena menenggak racun terjadi di Boyolali. Kapolres Boyolali, AKBP Romin Thaib melalui Kabagops Polres Boyolali, Kompol Tutug Dalya Supraba mengatakan dengan jumlah kasus yang terjadi tersebut, tiap bulan dirata-rata terjadi dua kasus bunuh diri.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dalam Rakor yang dihadiri Bupati Boyolali, Sri Moeljanto dan seluruh pejabat satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemkab serta seluruh Muspika di 19 kecamatan itu, Kabagops mengatakan dari seluruh kasus bunuh diri itu sebagian besar bermotif masalah sosial. Di samping itu, tekanan batin atau depresi juga menjadi salah satu pemicu terbesar kasus bunuh diri.

Sementara, Dandim 0724/Boyolali, Letkol Inf Pribadi Jatmiko mengatakan maraknya kasus bunuh diri di Boyolali, perlu dicarikan solusi untuk mengantisipasi terjadinya kasus serupa. Saat ini, jelas Dandim, kasus bunuh diri tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga merambah pada anak-anak. “Perlu segera ada pemecahan agar tidak berkembang di masyarakat,” papar dia.

fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya