SOLOPOS.COM - Gelar wicara bertema Tantangan Transformasi Digital bagi Kemajuan Perekonomian yang digelar Kemkominfo di Desa Platarejo, Giriwoyo, Wonogiri, Sabtu (8/7/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)
Solopos.com, WONOGIRI — Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kemkominfo menggelar talkshow atau gelar wicara literasi digital bertema Transformasi Digital Bagi Kemajuan Perekonomian di Desa Platarejo, Giriwoyo, Wonogiri, Sabtu (9/7/2023) malam.
Kegiatan yang diikuti ribuan warga Giriwoyo dan sekitarnya itu merupakan bagian dari program Makin Cakap Digital 2023. Melalui program itu, di samping mampu menggunakan teknologi digital dengan bijak, juga diharapkan bisa memicu masyarakat Wonogiri untuk memanfaatkan teknologi digital dalam meningkatkan ekonomi.
Program kolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital itu menghadirkan tiga pembicara meliputi Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Andriana Grahani Firdausy, Kepala Badan Penelitian Sumber Daya Manusia dan Penelitian Kominfo Yogyakarta Christianty Juditha, dan Staf Khusus Menkominfo Rosarita Niken Widiastuti.
Dalam acara yang digelar Kemkominfo itu, Niken mengatakan indeks literasi digital Wonogiri masuk dalam kriteria sedang. Hal itu menandakan masyarakat Wonogiri sudah cukup banyak yang mampu menggunakan tekonologi digital dengan baik. Tetapi hal itu saja tidak cukup.
Warga Wonogiri diharapkan mampu memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan ekonomi. Masyarakat Wonogiri diajak untuk tidak hanya menjadi objek, melainkan juga subjek dalam pemanfaatan teknologi untuk peningkatan ekonomi.
Menurut Niken, Wonogiri mempunyai potensi besar di sektor usaha mikro kecil memengah (UMKM). Sayangnya, belum banyak pelaku UMKM di Kota Sukses itu yang memanfaatkan tekonolgi digital.
“Padahal dengan digitalisasi usaha, peluang dan potensi usaha itu berkembang semakin besar. Sebab jangkauan usaha melalui digitaliasi itu semakin luas. Pangsa pasarnya lebih luas,” kata Niken saat ditemui Solopos.com selepas gelar wicara literasi digital bersama Kemkominfo di Wonogiri, Sabtu malam.
Dia melanjutkan preferensi masyarakat untuk belanja secara daring saat ini sangat tinggi. Oleh karena itu, selain harus mampu memanfaatkan peluang tersebut, juga harus diimbangi sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dalam menggunakan tekonologi digital.
“Tidak hanya meggunakan tekonologi, tetapi juga memahami bagaimana cara menguasai tekonologi digital itu dengan bijak, profuktif, dan aman,” ujar dia.
Dosen Fakultas Hukum (UNS) Solo, Andriana Grahani Firdausy, menyampaikan ada empat pilar literasi digital dalam transformasi digital, meliputi etika, budaya, keterampilan, dan keamanan digital.
Andriana lebih banyak menyoriti ekonomi kreatif dalam budaya digitial. Dia menjelaskan Wonogiri memiliki banyak potensi ekonomi kreatif, antara lain kuliner, kriya, dan seni.
“Ekonomi kreatif ini, selain berdampak sosial, juga memiliki identitas citra lokal. Oleh karena itu perlu didigitalisasi agar identitas lokal ini lebih banyak dikenal,” kata Andriana.
Menurut dia, masing-masing wilayah di Wonogiri harus mempunyai satu produk budaya yang terdigitalisasi dan benar-benar bisa menjadi identitas wilayah itu. Digitalisasi budaya itu, baik kuliner, kriya, atau seni selain mengenalkan kepada khalayak, juga berdampak pada penambahan nilai ekonomi pada produk budaya itu.
“Syaratnya, masyarakat dari wilayah itu harus sepakat dan adil. Artinya, ketika produk itu diunggah dalam dunia digital, maka mereka harus menjaga produk. Tidak saling menjatuhkan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian Sumber Daya Manusia dan Penelitian Kominfo Yogyakarta, Christianty Juditha, menyampaikan beberapa kondisi literasi masyarakat digital di Wonogiri. Menurut dia, untuk indeks keterampilan, inftastruktur, dan pekerjaan digital di Wonogiri sudah cukup baik, masing-masing memiliki poin 70,67, 43,97, dan 53,18.
“Tetapi untuk pemberdayaan digital nilainya masih cukup rendah dibandingkan indeks yang lain, yaitu 31,28. Ini harus menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Wonogiri,” kata dia.
Itha mendorong Pemkab Wonogiri untuk membantu masyarakat Wonogiri agar mampu memanfaatkan tekonoligi digital dalam memajukan perekoniman mereka.
Pemkab perlu menggali dan menginventarisasi potensi-potensi usaha yang bisa memanfaatkan teknologi digital. Di sisi lain, harus diimbangi dengan penyiapan SDM yang bisa memanfaatkan tekonologi digital secara positif, produktif, dan aman.
Pantauan Solopos.com, kegiatan itu diikuti sedikitnya 4.000 warga Kecamatan Giriwoyo dan sekitarnya. Banyak dari mereka datang berombongan dengan teman atau keluarga. Mereka mengisi daftar hadir dengan cara memindai barcode menggunakan smartphone.
Warga yang tidak mempunyai atau membawa smartphone mengisi daftat hadir secara manual. Sejumlah warga antusias menanyakan soal literasi digitial kepada tiga narsumber.
Selain itu, pembawa acara mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan pembicaraan talkshow. Mereka yang mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan mendapatkan hadiah berupa barang elektronik, sepeda, dan barang lain.
Selepas talkshaw, ada pengundian hadiah doorprize. Panitia menyediakan puluhan hadiah antara lain kulkas, kambing, dan sepeda. Kupon doorprize didapatkan ketika warga mengisi daftar hadir.
Kemudian dilanjutkan dengan pertunjukan wayang kulit dengan Dalang Ki Bayu Aji Pamungkas. Acara tersebut dihadiri Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, Wakil Bupati, Setyo Sukarno, dan Ketua Komisi III DPR RI Bambang Wuryanto