Solopos.com, SOLO–Dewan Pendidikan se-Soloraya menggelar rapat koordinasi (rakor) membahas beragam permasalahan saat penerimaan peserta didik baru (PPDB) secara online tahun ajaran 2023/2024. Beragam permasalahan itu dirangkum sebagai pijakan dalam menyusun rekomendasi.
Kegiatan rakor dewan pendidikan se-Soloraya digelar di Loji Gandrung, Sabtu (5/8/2023). Kegiatan tersebut juga dihadiri perwakilan legislatif di masing-masing daerah. Dalam kesempatan itu, setiap dewan pendidikan di kabupaten diminta memberikan masukan terhadap pelaksanaan PPDB secara online.
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
Dewan Pendidikan bakal menerbitkan rekomendasi yang diserahkan ke instansi terkait di setiap daerah.
“Persoalan-persoalan di setiap daerah yang mendasar ditampung dalam kegiatan rakor. Begitu juga masukan-masukan dari mereka,” kata Ketua Dewan Pendidikan Kota Solo, Joko Riyanto, Sabtu (5/8/2023).
Joko kemudian mencontohkan permasalahan yang muncul saat pelaksanaan PPDB, seperti gangguan server sistem PPDB. Kemudian, jumlah pendaftar kurang dari kuota.
Ada lagi masih ada siswa yang tinggal di dalam zonasi sekolah namun gagal diterima. “Untuk PPDB khusus SMK, banyak siswa yang tidak memiliki kompetensi justru diterima lewat jalur zonasi. Justru siswa yang memiliki kompetensi gagal diterima dan harus mencari sekolah lain,” ujar dia.
Sementara itu, Sekretaris Dewan Pendidikan Kota Solo, Hariadi Giarso, mengungkapkan pelaksanaan PPDB yang menerapkan sistem zonasi menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Masyarakat yang tinggal di sekitar sekolah tujuan mendukung kebijakan sistem zonasi.
Namun, tak sedikit pula masyarakat yang mengkritik kebijakan sistem zonasi. Karena itu, beragam permasalahan saat pelaksanaan PPDB dirangkum sebagai acuan dalam menyusun rekomendasi.
“Mungkin penyusunan rekomendasi rampung pada pekan depan. Nantinya, rekomendasi dikirim ke instansi terkait di masing-masing daerah. Untuk rekomendasi jenjang SMA/SMK dikirim ke Pemprov Jateng,” papar dia.