Soloraya
Selasa, 1 Maret 2022 - 20:07 WIB

Rasa Terbaik, Ini Kelemahan yang Bikin Wortel Selo Boyolali Kalah Saing

Magdalena Naviriana Putri  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tengkulak membawa beberapa contoh wortel di Aula Kantor Kecamatan Selo, Boyolali, Selasa (1/3/2022). (Solopos-Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, BOYOLALI — Sejumlah tengkulak yang menghadiri forum pertemuan untuk membahas persoalan petani wortel Boyolali di Aula Kantor Kecamatan Selo, Boyolali, Selasa (1/3/2022), menyampaikan beberapa kendala terkait penjualan wortel dari Selo.

Salah satu tengkulak yang juga petani asal Samiran, Selo, Boyolali, Erliani, menyampaikan pihaknya tetap membeli wortel dari petani tetapi dengan kapasitas yang terbatas. “Kami memenuhi tuntutan pasar, mohon maaf, pasar tidak bisa dipaksakan, untuk panen raya terlalu banyak penawaran dibanding permintaan,” kata Erliani.

Advertisement

Selain panen raya, dia menambahkan kualitas produk dari petani Selo berbeda jauh dengan wortel dari Brastagi (Medan) dan Dieng. Tidak hanya itu, menurutnya produk lokal tidak bisa memenuhi kebutuhan selama satu tahun.

Baca juga: Petani Wortel Boyolali Curhat Harga Panenan Rendah, Minta Ada Solusi

Advertisement

Baca juga: Petani Wortel Boyolali Curhat Harga Panenan Rendah, Minta Ada Solusi

“Apalagi setahun, enam bulan saja tidak bisa memenuhi, jadi kami ambil dari daerah lain,” kata Erliani. Dia mengaku saat ini konsumen wortel hanya dari rumahan, karena pedagang makanan atau lainnya banyak yang tutup akibat terdampak pandemi Covid-19.

Harga Terpaut Sangat Jauh

Lebih lanjut, Erliani menyampaikan keberadaan wortel Brastagi sangat berpengaruh terhadap penjualan, yang mana jarak harga wortel Brastagi dengan wortel panenan petani Selo sangat jauh.

Advertisement

Baca juga: Harga Merosot, Petani Selo Boyolali Jual Wortel Bayar Seikhlasnya

Lebih lanjut, dia meminta pihak pemerintah membantu menyediakan alat pendukung untuk memproduksi wortel menjadi barang lain. Selain itu, dia meminta pemerintah menyediakan teknologi untuk mencuci bersih wortel hasil panen petani Selo agar menjadi lebih bersih seperti wortel Brastagi.

Casing wortel Selo memang kurang, tapi bisa diatasi dengan produk luar negeri. Kalau di tempat kami hanya menggunakan mesin dari UMKM Klaten, tetapi kami tidak dapat mengakses mesin tersebut,” katanya.

Advertisement

Menurutnya dengan pencucian yang bersih akan membantu meningkatkan harga wortel Selo seperti wortel dari daerah lain. Sedangkan terkait kualitas rasa wortel Selo, dia mengatakan terbaik.

Baca juga: Foto-Foto Aksi Petani Boyolali Jual Wortel Gratis Dampak Harga Anjlok

Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Perdagangan, Karsino, menyampaikan pihaknya sepakat meminta ada kelembagaan untuk petani, dan adanya pembaharuan teknologi dan kemasan dalam penjualan wortel.

Advertisement

“Buat lingkup yang kuat, baik antarlembaga, sehingga jaringan komunikatif antarpasar cepat. Apa pun tetap semangat, ini belum kiamat, hanya cobaan,” katanya. Lebih lanjut, Karsino meminta ada sinergi antara petani dan komunitas pemuda agar dapat membuat casing yang menarik agar penjualan wortel dapat meningkat.

Diberitakan sebelumnya, kalangan petani wortel, tengkulak, bersama pada pejabat Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, Dinas Ketahanan Pangan dan beberapa instansi tekait terkait lainnya di Boyolali bertemu dalam forum, Selasa (1/3/2022), di Aula Kantor Kecamatan Selo, Boyolali, untuk mencari solusi atas persoalan yang menimpa petani wortel setempat.

Pertemuan itu digelar sebagai tindak lanjut aksi petani wortel Selo Boyolali yang turun ke jalan dan menjual wortel mereka tanpa mematok harga, bahkan menggratiskannya kepada masyarakat, Rabu (23/2/2022). Aksi itu dilakukan petani sebagai bentuk protes atas sulitnya menjual hasil panen karena ada wortel dari luar daerah yang masuk ke Jawa. Kalaupun laku, wortel panenan mereka dihargai sangat murah Rp1.000-Rp1.500/kilogram

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif