SOLOPOS.COM - Founder Forum Brand Lokal (FBL) Boyolali Farida Sanjaya menata produk UMKM Boyolali di outlet FBL Boyolali yang berlokasi Jl. Perintis Kemerdekaan Boyolali, Sabtu (20/3/2021). (Solopos/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, BOYOLALI — Kepala Dinas Koperasi dan Tenaga Kerja [Diskopnaker] Boyolali, Muhammad Arief Wardianta, menyampaikan beberapa program untuk mendukung tumbuh kembang UMKM, di Mojosongo, Boyolali, Selasa (22/2/2022).

“Program Dinas Koperasi yang pertama, ini program RPJMD [Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah] Pak Bupati, tahun kemarin [2021] ada program semacam pinjaman modal usaha UMKM sebesar Rp3 Miliar dengan bunga yang lunak sebesar 5% itu khusus untuk UMKM,” katanya saat ditemui dikantornya.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Selain itu, dia juga menambahkan rincian besaran pinjaman yang bisa diperoleh UMKM dalam program tersebut. “Tahun ini kalau tidak salah tambah Rp2 Miliar, itu sasarannya khusus untuk UMKM, kaya KUR di bank itu lho, rata-rata pinjamannya itu ada yang Rp5 juta, Rp10 juta, tergantung dia [pelaku UMKM] butuhnya berapa maksimal pinjaman Rp50 juta,” terangnya.

Baca Juga: Menteri BUMN: Pemberdayaan UMKM BRI Jadi Lokomotif Ekonomi Pro-Rakyat

Arief menambahkan Diskopnaker juga menyediakan program pelatihan digitalisasi. “Jadi UMKM yang kira-kira prospek itu kita undang, sejak tahun kemarin sudah terlaksana, tahun ini insya Allah juga ada pelatihan digitalisasi,” katanya.

Program ketiga, lanjut Arief, adalah pelatihan UMKM terkait e-blangkon yang termasuk dalam program dari provinsi. Diharapkan pengadaan barang jasa di pemerintah sekian persen bisa diakses oleh UMKM.

E-balangkon sendiri semacam aplikasi untuk bertransaksi antara OPD [Organisasi Perangkat Daerah] dengan UMKM. “Misal makan dan minum untuk rapat butuh sekian, nanti langsung di situ saja, seperti e-commerce lainnya itu maksimal setiap transaksi sehari Rp50 juta, itu kita harapkan mempermudah proses pengadaan tidak perlu dokumen pengadaan seperti sebelumnya,” jelasnya.

Baca Juga: UMKM Bangkit Bikin BRI Yakin Hadapi Tantangan Ekonomi 2022

“Mungkin ada makan minum, ATK, alat kebersihan dll, supaya UMKM juga ikut terangkat dengan proses pengadaan ini, untuk nguripke mereka lah,” tambahnya kemudian.

Arief juga mengaku pihaknya sering mengikutkan Bimtek [Bimbingan Teknik] atau pelatihan yang diadakan provinsi. Bagi warga yang lolos seleksi bisa ikut dalam kegiatan tersebut.

“Kalau dulu sebelum Covid-19 melanda, kadang sok kita ikutkan pameran, [sekarang ini] kita sudah tidak mengirimkan pameran karena kondisi keuangan yang fokus di penanganan Covid” katanya.

Baca Juga: Minyak Goreng Langka, Pelaku UMKM di Madiun Sempat Tak Produksi 12 Hari

Menurutnya, dengan adanya pandemi justru membuat UMKM semakin bertambah. “Tahun kemarin kita sudah buatkan aplikasi untuk menginventarisasi UMKM, ketika pandemi kan naiknya kan drastis to itu. Kemarin sudah kita coba verifikasi dari sekian ribu, yang terdiri dari banyak klaster ada perdagangan, pertanian dan lainnya” ujarnya.

Dia juga menambahkan di Boyolali sendiri terdapat banyak varian UMKM, bahkan ada pula yang sudah mengekspor hasil usahanya. “Seperti di Tumang ada kerajinan tembaga, Nogosari ada mebel. Klasternya menyebar. Tumang hampir satu desa perajin tembaga dan sudah ekspor,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya