SOLOPOS.COM - Ketua IDI Boyolali, Didik Suprapto (kiri), bersama dengan Kepala Dinkes Boyolali, Puji Astuti, saat diwawancara wartawan seusai pelantikan IDI Boyolali di Hotel Al Azhar Azhima Boyolali, Sabtu (15/10/2022). (Solopos,com/Ni’matul Faizah).

Solopos.com, BOYOLALI – Rasio dokter dan jumlah penduduk di Boyolali belum ideal menurut standar World Health Organization (WHO).

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com sebelumnya, jumlah dokter di Boyolali hanya 301 orang, untuk spesialisnya cuma 70 orang, lainnya dokter umum. Rasionya yakni 1:3.000 penduduk, padahal idealnya yakni 1:1.000 penduduk.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Hal tersebut disampaikan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Boyolali, Didik Suprapto, seusai pelantikannya sebagai Ketua IDI Boyolali 2022 – 2025 di Hotel Al Azhar Azhima, Boyolali, Sabtu (15/10/2022)

“Kalau dibandingkan kondisi jumlah penduduk Boyolali, itu masih 1 dibanding 3.000 sampai 4.000 penduduk Boyolali. Sebetulnya, itu masih kurang ideal. Menurut WHO, satu banding seribu itu baru ideal,” ujarnya saat diwawancara Solopos.com.

Didik mengungkapkan untuk dokter yang tergabung dengan IDI Boyolali ada sekitar 301 orang dengan 72 orang di antaranya dokter spesialis

Baca juga: Intip Daftar Gaji Dokter Spesialis, Siapa Paling Tinggi?

Lebih lanjut, Didik juga mengatakan tak hanya masalah rasio dengan jumlah penduduk. Namun, kondisi geografis Boyolali yang luas juga menjadi persoalan.

Kemudian, ada daerah dengan jumlah dokter yang banyak akan tetapi di lain tempat juga ada yang berkurang.

“Jadi ada daerah tertentu yang, mohon maaf, itu kosong. Makanya, kami berkolaborasi dengan Dinkes [Dinas Kesehatan] bagaimana caranya mengatasi untuk daerah tertentu yang kosong dokter. Kami akan berkolaborasi sehingga kesehatan masyarakat akan lebih baik dengan hadirnya dokter,” kata dia.

Lebih lanjut, Didik berharap untuk terus menerus mendapatkan dukungan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali. “Insyaallah IDI akan terus berupaya semampu kami untuk berkolaborasi membantu masyarakat Boyolali sehingga derajat kesehatannya membaik,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinkes Boyolali, Puji Astuti, mengatakan dirinya berusaha mulai menata lokasi dokter di Boyolali. Ia juga mengakui bahwa ada daerah yang banyak dokter berkumpul di kecamatan tersebut. Di lain sisi, lanjut Puji, ada daerah yang kekurangan dokter.

Baca juga: Dukung Pengentasan Kemiskinan, Pemkab Boyolali Gabungkan 2 Program Sekaligus

“Ini kami masih berkolaborasi terus, kami mencoba pemetaan dan mendistribusikan dokter. Namun, memang dokter kan hubungannya dengan trust masyarakat. Jadi, kalau dokternya sudah ada di situ, dipindah susah,” jelasnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, Puji menjelaskan ada kerja sama dengan sekolah kedokteran agar ada dokter yang dikirimkan ke Dinkes Boyolali.

“Programnya sudah dilaksanakan. Hanya ini memang masih berupa kerja sama seperti dokter internship. Pendidikan dokter berkelanjutan yang berintregrasi dengan Puskesmas juga sudah kami laksanakan, itu salah satu cara kami menangani kekurangan dokter,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya