SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Moh Khodiq Duhri/JIBI/SOLOPOS)
SRAGEN--Jumlah penerima program beras untuk keluarga miskin (raskin) tahun 2012 tidak sesuai dengan data kepala keluarga (KK) miskin yang tercatat dalam database kemiskinan di Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPT PK) Sragen.
Jumlah penerima raskin 83.366 KK atau 94,99%, sedangkan jumlah KK miskin mencapai 87.768 KK. Sebanyak 4.397 KK miskin sisanya tak menerima program raskin, padahal mereka masuh dalam database kemiskinan dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sragen, Joko Purwanto, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (24/6/2012) mengakui memang ada perbedaan data raskin dan data kemiskinan. Menurut dia, ada selisih jumlah sampai 4.397 KK antara kedua data tersebut.
“Mungkin saja yang penerima raskin itu merupakan KK dengan kriteria sangat miskin. Selisih data 4.000-an saya kira masing mendingan bila dibandingkan daerah lain. Data kemiskinan dari pusat itu ada tiga kriteria, yakni sangat miskin, miskin dan rentan miskin. Data kemiskinan di UPT PK itu hanya untuk KK sangat miskin dan miskin, sedangkan yang rentan miskin tidak masuk,” ujar Joko.
Dia berharap Pemkab Sragen melakukan sosialisasi mengenai data tersebut mulai dari tingkat kecamatan, desa sampai lini terakhir secara lebih intesif. Dengan sosialisasi, harap dia, tidak terjadi gejolak di lapangan. Ia mengungkapkan Pemkab tidak mungkin mengambil inisiatif untuk memberikan raskin daerah (raskinda) bagi KK miskin yang belum masuk data penerima raskin. Dengan asumsi penerima raskin sebanyak 15 kg/KK dikalikan sebanyak 4.397 KK, akan ditemukan dana sampai Rp3 miliaran. Sedangkan kondisi keuangan daerah, lanjut dia, masih minim.
Sementara, Kasubag Bina Produksi Bagian Sumber Daya Alam, Anang Susanto, mengungkapkan realisasi program raskin bakal direalisasikan pada pekan ini. Dia mengaku sudah membuat jadwal untuk penyaluran raskin kepada rumah tangga sasaran.