Soloraya
Jumat, 29 Juni 2012 - 16:06 WIB

RASKIN BURUK: Warga Kembalikan Raskin ke Bulog Klaten

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Raskin buruk (JIBI/SOLOPOS/dok)

Ilustrasi Raskin buruk (JIBI/SOLOPOS/dok)

KLATEN–Beras untuk warga miskin (Raskin) di Desa Sabrang, Kecamatan Delanggu, Klaten, diketahui berkualitas buruk dan tak layak konsumsi. Penyebabnya, raskin itu sudah tiga bulan disimpan di gudang bulog. Akhirnya raskin tersebut dikembalikan ke gudang Bulog Unit 308 di Karangwuni, Kecamatan Ceper.

Advertisement

Satgas Raskin Desa Sabrang, Sunaryo, saat ditemui wartawan di kantor Desa Sabrang, Jumat (29/6/2012), mengatakan sebelum dibagikan, raskin yang diterima dari bulog itu terlebih dahulu dicek kualitas dan kuantitasnya. Saat pengecekan, pihaknya menemukan kualitas raskin yang buruk.
“Berasnya baru datang Kamis (28/6) dan belum sempat kami bagikan ke warga,” ujar Sunaryo.

Selain berkualitas buruk, pihaknya sengaja tidak membagikan raskin itu lantaran kuantitasnya masih kurang. Di Desa Sabrang, kata Sunaryo, ada 240 rumah tangga sasaran (RTS) yang berhak menerima raskin. Namun saat dicek, beras yang diletakkan di kantor desa itu hanya cukup untuk 130 RTS.
Jadi, kata dia, masih ada kekurangan untuk 110. Raskin yang dikirimkan pada bulan-bulan sebelumnya sudah memenuhi 240 RTS. Namun pihaknya baru menemui kali ini ada pengurangan jumlah. “Kami belum bisa membagikannya. Kalau tak ada masalah dengan jumlah RTS, mungkin beras bisa dibagikan hari ini. Tapi kami juga perlu memberitahukan hal ini ke RT dan RW dulu,” ujar Sunaryo.

Raskin yang distok dari bulog hanya 1,950 ton. Padahal jatah raskon di desa tersebut 3,6 ton. Jika beras itu sudah ditukar dengan beras berkualitas bagus, lanjut Sunaryo, maka pihaknya beru akan membagikannya Senin (2/7) mendatang.

Advertisement

Kepala Gudang Bulog 304 Delanggu, Slamet Suyitno, mengakui bahwa kualitas beras yang dikirimkan itu memang buruk. Kualitas beras bisa menurun lantaran sudah disimpan di gudang bulog selama 3,5 bulan. Akibatnya warna beras pun berubah dari putih menjadi kekuning-kuningan. Kendati demikian, tidak semua beras yang dikirimkan itu berkualitas buruk. Pihaknya berjanji akan menukar beras itu dengan yang baru.

Perubahan warna beras itu terjadi, sambung Slamet, lantaran kadar airnya turun dan beras tidak mendapatkan perawatan dengan baik. “Beras ini sudah disimpan sejak awal Maret. Raskin yang dibagikan ini berasal dari Delanggu. Semua beras akan ditarik dan akan diganti dengan yang baru,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif