SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

SUKOHARJO – Para camat di Sukoharjo diminta intensif melakukan sosialisasi data baru penerima beras miskin (Raskin) kepada warga. Ini dimaksudkan untuk mengantisipasi gejala munculnya masalah warga yang tercoret dari daftar penerima Raskin.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Ada beberapa wilayah yang mengalami penurunan jumlah penerima Raskin. Ini tentu perlu sosialisasi ke warga agar mereka mengerti,” kata Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian Pemkab Sukoharjo, Priyono, Kamis (14/6/2012). Menurut dia sesuai pendataan Program Perlindungan Sosial (Ppls) sejak Juni sampai Desember 2011, di Sukoharjo ada 61.423 rumah tangga sasaran (RTS) penerima Raskin. Jumlah tersebut menurun dibanding sebelumnya sebanyak 61.899 RTS. Atau ada penurunan sebanyak 476 RTS.

Karena itu, ujar Priyono, menjelang penyaluran Raskin Bulan Juni yang akan dilaksanakan Senin (25/6), Pemkab meminta para camat dan kepala desa intensif melakukan sosialisasi di lapangan.

Dia menjelaskan untuk wilayah yang mengalami penambahan jumlah RTS penerima Raskin tak terlalu riskan. Sebaliknya, kata Priyono, wilayah yang mengalami pengurangan jatah atau jumlah penerima, kemungkinan akan memicu gejolak di masyarakat.

Berdasar catatannya jumlah penurunan paling banyak terjadi di Kecamatan Kartasura yakni sebanyak 1.267 RTS. Sebelumnya kuota daerah itu sebanyak 5.986 RTS, sehingga sekarang hanya tinggal 4.719 RTS. Penurunan juga terjadi di Kecamatan Tawangsari yakni sebanyak 1.045 RTS.

Sebelumnya daerah ini mendapat kuota sebanyak 6.536 RTS tapi sekarang menurun menjadi 5.491 RTS. “Khusus untuk wilayah yang mengalami penurunan kuota harus segera dijelaskan sejelas mungkin. Karena sesuai aturan ini menggunakan data Ppls 2011 dari pemerintah pusat. Sedangkan Pemkab Sukoharjo hanya menerima dan menerapkannya,” ungkap dia.

Sedangkan wilayah yang mengalami kenaikan paling banyak kuota Raskin ada di Kecamatan Polokarto yakni sebanyak 1.788 RTS. Sebelumnya mereka mendapat kuota 5.438 RTS, tapi sekarang naik menjadi 7.226 RTS. Kenaikan serupa terjadi di Kecamatan Mojolaban sebanyak 1.110 RTS, awalnya kuota mereka sebanyak 5.454 RTS dan sekarang menjadi 6.564 RTS.

Priyono mengatakan penyebab terbesar penurunan jumlah penerima Raskin karena yang bersangkutan sudah meninggal atau taraf ekonominya meningkat. Sedangkan wilayah yang naik kuota penerima Raskin disebabkan karena banyak warga yang jatuh miskin secara mendadak dalam waktu hampir bersamaan.

“Di Polokarto dan Mojolaban kenapa naik kuota Raskinnya karena di sana banyak sawah gagal panen, akibat wereng sehingga secara otomatis tingkat ekonomi mereka menjadi miskin. Sehingga saya sampai dikejar-kejar warga agar segera membagikan Raskin,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya