SOLOPOS.COM - Warga Desa Guworejo, Kecamatan Karangmalang, Sragen, mengantre untuk mengambil jatah raskin bulan Januari, Kamis (5/2). Warga mengeluh dengan kualitas raskin yang mereka peroleh pertama kali pada tahun ini karena berbau apek dan berwarna kusam. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Raskin Sragen yang didistribusikan ke Kecamatan Karangmalang berbau apak dan berwarna kuning.

Solopos.com, SRAGEN – Sejumlah penerima beras untuk rakyat miskin (raskin) di Sragen mengeluh kualitas raskin bulan Januari 2015 buruk.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Warga Dukuh Poh Ireng RT 024/RW 008, Desa Guworejo, Kecamatan Karangmalang, Mul, 50, kecewa kualitas raskin jatah pertama tahun 2015 ini berbau apak dan berwana kuning. Menurut dia, kualitas raskin kali ini lebih buruk daripada jatah dua bulan sebelumnya, yakni November-Desember 2014.

“Dulu saat akhir tahun saya kira kualitas raskinnya paling jelek karena mungkin merupakan sisa timbunan di gudang. Namun ternyata kualitas raskin yang kami terima awal tahun ini juga sama. Raskin berbau apak dan berwarna kuning,” kata Mul saat dijumpai Solopos.com saat mengambil jatah raskin di Balai Desa Guworejo, Kamis (5/2/2015).

Mul menyampaikan kualitas raskin yang buruk itu membuat sejumlah warga Guworejo terpaksa menggiling raskin tersebut agar lebih layak dikonsumsi. Bahkan, lanjut Mul, sebagian penerima raskin harus menjemur beras selama beberapa hari agar bau apak dan warna kusam berkurang.

“Kalau seperti ini [sambil menunjuk butiran raskin], lebih baik digiling lagi. Nanti warna kuning dan kusam pada beras bisa berkurang. Jadi beras bisa lebih putih dan layak dikonsumsi. Tapi kalau tidak digiling juga tidak apa-apa. Sudah untung kali ini tidak ada kutunya,” ujar Mul.

Dia menambahkan bukan pemandangan aneh penerima raskin yang tidak puas berbondong-bondong menuju tempat penggilingan untuk menggiling ulang raskin yang mereka terima. Biaya penggilingan ulang raskin Rp400 per kilogram (kg).

“Jadi selain menyiapkan uang Rp24.000 untuk membeli raskin 15 kg, kami juga harus punya tambahan uang untuk menggiling ulang beras. Tapi tidak selamanya seperti itu, pernah juga kami menerima beras yang kondisinya baik,” terang Mul.

Penangung jawab pembagian raskin di Desa Guworejo, Paimin, mengeluhkan hal sama. Menurutnya, selain berbau apak dan berwarna kuning, bulir raskin kali ini pecah-pecah. Dia berharap raskin untuk masyarakat pada bulan-bulan berikutnya lebih baik.

“Kondisi ini [beras pecah-pecah] rata-rata juga terjadi di setiap kecamatan. Kondisi kali ini masih tergolong sedang atau masih bisa dikonsumsi [walau dengan usaha tambahan]. Kami berharap jatah raskin selanjutnya lebih baik. Paling dekat, nanti 26 Februari warga menerima lagi raskin jatah Februari,” jelas dia.

Paimin menambahkan pihaknya selalu melaporkan keluhan penerima soal kualitas raskin kepada penyalur raskin. Dia meyakini masukan warga menjadi pertimbangan dalam kebijakan penyaluran raskin ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya