SOLOPOS.COM - Kondisi Raskin di Wonogiri yang berkutu dan berbau apak. (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Raskin Wonogiri, sejumlah penerima raskin memilih mengembalikan ke pengurus RT, karena beras berbau apak dan berkutu.

Solopos.com, WONOGIRI–Penerima beras untuk masyarakat miskin (raskin) Dusun Mundu RT 003/004, Desa Purworejo, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri mengembalikan raskin karena menilai tak layak konsumsi. Pengembalian raskin merupakan akumulasi kekecewaan penerima setelah setiap bulan raskin yang diterima tidak bertambah baik. Raskin dalam karung plastik ukuran 15 kilogram (kg) dikumpulkan di rumah Ketua RT 003/04, Witanto.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ditemui di rumahnya, Witanto, Rabu (20/1/2016), bercerita, setiap bulan pembayaran atau uang tebus raskin ditalangi dari kas RT. Sistem penalangan dimaksudkan agar penerima raskin tidak terbebani sehingga pembayarannya bisa dilakukan saat arisan RT. Witanto menjelaskan Selasa sore dirinya menerima pengembalian raskin dari sebagian warganya. Raskin yang dikembalikan mendapatkan bonus bau apak, berwujud menir atau beras kecil dan berkutu.

Menurut dia, penerima raskin di wilayahnya berjumlah 18 orang. “Kami menerima komplain raskin tak layak konsumsi, Selasa sore. Ada empat kantong raskin dikembalikan ke rumah. Sebagian lagi baru nanti (Rabu) sore akan dikumpulkan lagi dan sebagian lagi sudah didaur ulang. Pendaur ulang dilakukan agar raskin kembali layak konsumsi dan tidak bonus kutu.”

Witanto yang juga pedagang kelontong di Pasar Wonogiri, menegaskan, pengembalian raskin sebagai akumulasi kekecewan penerima yang setiap bulan mendapatkan raskin tak layak konsumsi. “Setiap bulan 80% raskin berkutu.”

Berdasar pengamatan Solopos.com, dalam satu kantong kresek lebih dari belasan kutu menempel di kresek dan di dalam beras.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Wonogiri, Suwartono didampingi Kasi Penyantunan dan Bantuan Sosial, Dinsos Wonogiri, Trias Budiono ditemui Solopos.com menjelaskan, bulan ini (Januari) belum ada distribusi raskin. “Kewenangan dinsos di distribusi sedangkan pengaduan di Kantor Bapermas (Badan Pemberdayaan Masyarakat). Juga distribusi raskin terakhir pada 28 Desember 2015 sehingga bulan ini (Januari) belum ada distribusi.”

Suwartono ragu beras berkutu dan berbau apak di Desa Purworejo merupakan raskin atau beras bantuan dari program lain dan instansi lain. Namun demikian, mantan staf ahli Bupati Wonogiri akan melakukan pengecekan informasi tersebut.

“Kuota raskin Wonogiri sejumlah 70.569 orang. Setiap penerima raskin mendapatkan alokasi 15 kilogram (kg) dengan uang tebus senilai Rp1.600 per kilogramnya. Tahun lalu (2015), jatah raskin sebanyak 14 kali dan tambahan tersebut telah disalurkan pada Oktober dan November,” katanya.

Ditegaskan Suwartono penerima raskin boleh komplain dan mengembalikan raskin berbau dan berkutu untuk diganti raskin layak konsumsi.

Proses komplain, ujarnya, dilakukan dalam waktu 1 x 24 jam. Suwartono meminta, para penerima melakukan pengecekan sebelum menerimanya. Diakuinya, pihaknya sudah melakukan pengecekan ke gudang raskin.

“Jika ada raskin tak layak konsumsi atau berbau penguk (busuk) kami larang disalurkan, biar tetap di gudang.”

Lebih lanjut dijelaskannya, mekanisme komplain untuk menukarkan raskin tak layak konsumsi adalah penerima melapor ke ketua rukun tetangga (RT) untuk diteruskan ke kepala desa (kades) dengan batas waktu 1 x 24 jam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya