SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Istri Wali Kota Solo, Selvi Ananda, menghadiri acara edukasi batik di Dalem Wuryaningrat House of Danar Hadi, Solo, Jumat (29/10/2021). Ibu dua anak itu tampil segar dengan kebaya warna kuning dan rok panjang motif batik warna perpaduan merah dan kuning.

Acara tersebut digelar oleh perkumpulan perempuan pencinta busana daerah bernama Himpunan Ratna Busana. Mengusung tema Mengenal Batik Menurut Zaman dan Lingkungan, acara ini bertujuan mengajak masyarakat belajar tentang sejarah dan makna filosofis batik dari masa ke masa.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sedikitnya ada 30 motif jarit koleksi mendiang Santosa Doellah yang ditampilkan dalam acara tersebut. Motif tersebut di antaranya jenis sodagar, petani, motif sodagar yang terpengaruh dengan pola Hindia, motif nitik, motif cantingan, dan gaya Eropa.

Baca Juga: Perhatikan Aspek Kesehatan, Penutupan SGS 2021 Digelar di Kawasan TSTJ

Kurator Museum Batik Danar Hadi, Asti Suryo Astuti, menjadi pemandu sekaligus pembedah karya. Ia menjelaskan batik sebagai salah satu kekayaan budaya yang dulunya hanya dapat dikenakan oleh putra putri Keraton.

Zaman terus berkembang sampai akhirnya sekarang sangat dekat dengan masyarakat. Ada beberapa faktor yang membuat batik dikenal luas sampai hari ini. Mulai dari faktor sosial, ekonomi, budaya, dan politik.

Pakem Batik sesuai Tradisi Keraton

Namun hal ini harus dibarengi dengan edukasi soal makna dan sejarah batik agar tak salah pemakaian. Koordinator acara, Febry Dipokusumo, mengatakan talkshow tersebut bertujuan meluruskan pakem-pakem batik sesuai dengan tradisi Keraton.

Baca Juga: Kawasan Eks HP 10 Tipes Solo Ditata, 63 Keluarga Belum Bongkar Rumah

Kerabat Keraton Solo itu mengaku senang batik digandrungi anak muda dan dipakai di berbagai kesempatan. Tapi ada yang harus diingat yakni ada motif-motif sakral yang tak bisa asal dikenakan.

Edukasi motif batik dan penggunaannya ini menurutnya sangat penting mengingat setiap goresannya mengandung makna yang cukup dalam dan harus diugemi oleh semua orang. Misalnya larangan mengenakan motif parang lereng di keraton karena khusus untuk Raja.

Baca Juga: Ikut Kumpulkan Data Kasus Gilang, BEM SV UNS Solo Malah Temukan Ini

Sementara itu, Selvi Ananda menekankan Pemkot Solo berkomitmen penuh mendukung pelestarian batik. Tak hanya soal edukasi makna batik, tapi juga bagaimana mempertahankan pengembangan batik di ranah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Sejumlah perajin batik terus mereka dorong untuk mengembangkan usahanya. “Kami melakukan banyak bimbingan, pelatihan, dan mendukung UMKM Solo. Tak hanya batik, tapi juga home decor, craft, dan lainnya. Itu upaya kami mendukung UMKM naik kelas,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya