SOLOPOS.COM - Suasana iktikaf di Masjid Agung Solo, Senin (1/4/2024) dini hari. (Solopos.com/Gigih Windar Pratama)

Solopos.com, Solo– Ratusan jemaah dari Solo dan sekitarnya melakukan iktikaf atau berdiam diri di masjid pada malam dua puluh satu (selikuran) di Masjid Agung Keraton Solo, Kauman, Pasar Kliwon, Solo, Senin (1/4/2024) dini hari. Mereka datang untuk berburu kemuliaan malam Lailatur qadar yang dimana nilainya lebih baik daripada seribu bulan.

Para jemaah mulai berdatangan ke lokasi iktikaf mulai pukul 24.00 WIB. dan kebanyakan memilih berada di selasar atau serambia Masjid Agung Solo. Mereka datang bersama dengan keluarga, teman, dan ada juga yang datang sendirian.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Selain membawa alat-alat beribadah seperti sarung, Al-Qur’an, tasbih dan mukena, beberapa jemaah juga membawa alas, bantal kecil, dan selimut untuk menunjang kenyamanan selama beriktikaf. Bahkan ada juga yang membawa makanan dan minuman dari rumah untuk bekal sahur dan meredakan haus serta lapar selama berdiam diri di masjid.

Ada banyak ibadah yang dilakukan jemaah selama beriktikaf. Mulai dari membaca Al-Qur’an, berzikir, dan ada yang beristirahat untuk menunggu salat malam berjemaah yang dilangsungkan pada pukul 02.00 WIB.

Sekretaris Masjid Agung Keraton Solo, Abdul Basid, mengatakan kegiatan iktikaf di Masjid Agung sudah berlangsung sejak lama. Selain itu kegiatan ini juga merupakan bagian perayaan malam selikuran dan bentuk akulturasi budaya Jawa dan Islam.

“Ibadah iktikaf ini sudah berjalan lama sekali, sejak raja-raja terdahulu. Sebetulnya ini juga bagian dari perayaan Malam Selikuran yang merupakan bentuk akulturasi budaya Islam dan Jawa,” katanya saat dihubungi Solopos.com.

Lebih lanjut Basid menyebut total jemaah yang hadir di iktikaf pertama malam ganjil pertama (malam ke-21) ini mencapai ratusan orang, ya sekitar 600-800 orang. Dan bila mendekati malam ganjil terakhir dan Lebaran orang yang datang bisa lebih dari 3.000 orang.

“Semalam saya perkirakan ada ratusan orang, mungkin 600-800 orang. Namun, biasanya malam ganjil menjelang akhir Ramadan bisa tembus lebih dari 3.000 orang,”

Kata Basid, para jemaah yang mau beriktikaf di Masjid Agung tidak harus pada malam ganjil. Selama sepuluh hari terakhir Ramadan masjidnya terbuka 24 jam untuk para jemaah beribadah dan berburu malam Lailatul Qadar.

Pihaknya pun juga akan menunjang kenyamanan jemaah saat beriktikaf dengan menyediakan menu sahur yang bervariasi setiap harinya.

“Malam ini kami membuat 650 porsi menu sahur yang terdiri soto, satai ayam, kopi, dan teh dan kami bagikan secara gratis pada jemaah. Namun bila mendekati Lebaran kami bisa membuat 3.000 lebih porsi menu sahur belum lagi ditambah ada yang menyumbang,” terang dia.

Sementara itu salah satu jemaah iktikaf asal Kabupaten Semarang, Nur Ismail, 22, mengaku sudah dua tahun ini rutin ikut beritikaf di Masjid Agung Solo. Alasannya memilih Masjid Agung sebagai lokasi iktikaf karena suasanya yang nyaman dan teduh untuk beribadah.

“Saya hitungannya sudah dua tahun rutin iktikaf di Masjid Agung Solo. Soalnya di sini suasanya sangat tenang dan teduh, jadi nyaman banget buat beribadah,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Senin (31/4/2024).

Selain itu, mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo tersebut juga tertarik dengan adanya salat malam (tahajud) berjamaah lantaran punya sensasi yang berbeda.

“Salah satu kegiatan iktikaf favorit di sini adalah salat malam berjemaahnya. Karena di dalam masjid itu kan lampunya remang-remang, imamnya bacaannya juga bagus, dan suasanya itu hening jadi ketika salat malam itu rasanya benar-benar khusyuk, sensasinya beda lah saat salat sendiri atau di tempat lain” ungkap dia.

Dan ada menu sahur yang disediakan oleh pengurus masjid juga menjadi hal yang Ia sukai. “Terus ada menu sahurnya juga, menunya tiap hari juga gonta-ganti jadi saya tidak bosan, dan yang paling penting bisa lebih berhemat karena tidak jajan,” tambah dia.

Selain aktivitas ibadah, salah momen yang seru iktikaf di Masjid Agung adalah ketika sahur bersama. Di mana setelah menunaikan salat malam sebanyak 8 rekaat, sekitar pukul 03.00 WIB, para jemaah antre dan ada yang juga yang berebut menu sahur yang disediakan.

Pada saat makan sahur itulah, beberapa orang mulai menjalin komunikasi dengan berkenalan dengan satu dan yang lain. Sehingga suasana guyub begitu terasa.

Biasanya kegiatan Iktikaf di Masjid Agung Solo berakhir setelah salat subuh berjemaah. Namun, ada juga beberapa orang yang memutuskan untuk lanjut hingga siang atau bahkan ada juga yang sepuluh hari penuh berdiam diri di masjid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya