SOLOPOS.COM - Warga bergotong royong membersihkan material longsor di Dusun Mongsari, Desa Sanan, Kecamatan Girimarto, Wonogiri, Rabu (15/2/2023). (Istimewa/Trisnadi Tulus)

Solopos.com, WONOGIRI — Ratusan kejadian bencana tanah longsor, tanah bergerak, dan banjir terjadi di berbagai wilayah Kabupaten Wonogiri dalam kurun waktu sekitar sepekan pada pertengahan Februari 2023.

Terkait itu, Pemkab setempat bakal evaluasi sekaligus menyusun strategi untuk antisipasi dan penanganan bencana ke depannya. Salah satunya yakni dengan penguatan sumber daya manusia (SDM) desa yang menjadi prioritas. 

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Bupati Joko Sutopo mengatakan ratusan kejadian bencana yang terjadi baru-baru ini di Kota Sukses disebabkan faktor hujan deras dengan intensitas tinggi. Bencana tanah longsor dan bergerak paling banyak terjadi terutama di wilayah perdesaan.

Meski tidak sampai menimbulkan kerusakan yang begitu besar tetapi banyak warga dan rumah yang terdampak bencana yang terjadi di Wonogiri dalam sepekan tersebut.

“Ini akan menjadi evaluasi kami. Ke depan, Desatana [Desa Tangguh Bencana] yang sudah kami bentuk untuk segera melakukan pemetaan. Mitigasi bencana ya sudah oke, tinggal pemetaannya,” kata Jekek, sapaan akrabnya, kepada Solopos.com, Jumat (24/2/2023).

Terlebih, lanjutnya, salah satu indeks desa membangun adalah ketahanan ekologi. Para sukarelawan Destana didorong untuk memetakan lokasi-lokasi mana saja di desa mereka yang rawan terjadi bencana.

Hasil pemetaan itu kemudian disosialisasikan kepada warga. Diharapkan dengan cara seperti itu dapat dilakukan pencegahan. Jekek mengakui Pemkab Wonogiri masih kekurangan sarana dan prasarana penanganan bencana.

Oleh karena itu, dia lebih mengandalkan sikap kegotongroyongan masyarakat desa. Dia juga tidak memungkiri beberapa lokasi bencana dievakuasi dengan alat sederhana dan seadanya. Tetapi bukan berarti bencana itu teratasi.

Pemkab Wonogiri belum melakukan pengadaan sarana prasarana kebencanaan seperti alat berat atau mesin pemotong kayu besar. Sebab sifat bencana tidak bisa diprediksi dan tidak selalu terjadi berulang setiap tahun.

Anggaran Belanja Tak Terduga

Jika Pemkab mengadakan peralatan berat untuk kebencanaan, menurutnya justru tidak efektif. Selain membutuhkan anggaran besar untuk pengadaan, biaya perawatannya juga tidak murah.

“Dengan gotong royong warga desa, bencana-bencana kemarin bisa diatasi. Buktinya, walaupun banyak longsor yang menutupi jalan tapi tidak sampai berhari-hari. Lagi pula kami lebih memilih menyewa alat berat jika dibutuhkan, sifatnya kondisional,” jelas Jekek.

Kendati begitu, dia menyebut Pemkab Wonogiri tetap melakukan kesiapsiagaan untuk menghadapi bencana alam. Termasuk salah satunya menyiapkan belanja tidak terduga senilai Rp5 miliar. 

Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda Litbang) Wonogiri, Heru Utomo, menyampaikan Wonogiri belum ada manajemen kebencanaan yang optimal.

Dia menjelaskan wilayah-wilayah yang rawan terjadi tanah longsor merupakan wilayah yang jauh dari pusat kota Wonogiri. Sementara peralatan untuk evakuasi bencana masih terpusat di kota.

Ketika terjadi bencana dan membutuhkan peralatan berat untuk evakuasi, perlu menunggu lama untuk sampai ke lokasi. Padahal kalau terjadi bencana, sebisa mungkin segera tertangani. 

“Saya yakin kecamatan, desa, dan warga pasti segera turun tangan ketika ada bencana. Tapi kan itu saja tidak cukup. Harus ada sarana prasarana yang mendukung,” kata Heru saat berbincang dengan Solopos.com di kantornya, beberapa waktu lalu.

Heru mencontohkan manajemen kebencanaan harus segera diperbaiki. Misalnya, untuk daerah-daerah yang rawan banjir seperti di Kecamatan Pracimantoro dan sekitarnya, maka perlu ada perahu-perahu karet di sana.

Sedangkan di wilayah rawan tanah longsor, maka harus disiapkan alat berat. “Jadi semacam ada distrik-distrik tertentu, ada alat-alat tertentu yang sesuai potensi bencana di sana. Selama ini kami belum punya itu. Gagasan saya sebenarnya seperti itu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya