Soloraya
Kamis, 24 Desember 2020 - 16:30 WIB

Ratusan Difabel Terdampak Pandemi Dapat Bansos Rp2 Miliar

Rudi Hartono  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo memberi pembinaan kepada para difabel penerima bantuan sosial di pendapa rumah dinasnya, Rabu (23/12/2020). (Solopos.com/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Sebanyak 744 difabel baik secara individu maupun kelompok di Wonogiri digelontor bantuan sosial senilai lebih dari Rp2 miliar.

Nilai bantuan itu naik hampir 100 persen dari bantuan yang sama tahun lalu. Pemberian bantuan sosial atau bansos tersebut dinilai tepat karena banyak difabel yang saat ini terdampak pandemi Covid-19.

Advertisement

Para penerima bansos diberi pembinaan oleh Bupati, Joko Sutopo, di pendapa rumah dinasnya kompleks Sekretariat Daerah atau Setda, Rabu (23/12/2020) siang. Pembinaan itu dilakukan agar mereka dapat memanfaatkan dan mempertanggungjawabkan bansos berupa dana segar itu dengan baik.

Bupati memastikan program pemberian bansos untuk difabel akan terus dilanjutkan selama dia menjabat. Selama memimpin dia berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan difabel. Lelaki yang akrab disapa Jekek itu meminta difabel yang hingga sekarang belum mendapat bansos, segera melapor diri kepada Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan atau TKSK.

Advertisement

Bupati memastikan program pemberian bansos untuk difabel akan terus dilanjutkan selama dia menjabat. Selama memimpin dia berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan difabel. Lelaki yang akrab disapa Jekek itu meminta difabel yang hingga sekarang belum mendapat bansos, segera melapor diri kepada Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan atau TKSK.

Viral Kaki Warga Jatisrono Retak Akibat Ditendang Aparat Saat Razia Masker di Wonogiri, Ini Faktanya

Dia menyadari kemungkinan masih ada difabel yang tercecer, sehingga belum mendapat bansos. Itu karena sumber daya manusia atau SDM yang terlibat dalam pendataan terbatas.

Advertisement

Dia ikut merasa sedih lantaran sebelumnya difabel kurang diperhatikan. Bupati mengibaratkan difabel sudah jatuh ditimpa tangga. Itu karena mereka hidup serba terbatas baik dari sisi mobilisasi maupun ekonomi, tetapi justru tak mendapat perhatian.

Hal tersebut tidak akan terjadi lagi selama dia menjabat hingga lima tahun ke depan. Namun, dia ingin bantuan yang diberikan tak sekadar untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi dapat menggerakkan ekonomi. Caranya dengan merealisasikannya untuk modal usaha.

“Bentuk lah kube [kelompok usaha bersama], perbanyak kube. Dengan menjalankan usaha ekonomi akan bergerak,” imbuh Bupati.

Advertisement

Rapid Test Acak di Mal Solo Baru, 4 Pengunjung Reaktif Langsung Di-Swab

Meningkat Siginifikan

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial atau Dinsos Wonogiri, Kurnia Listyarini, menginformasikan total realisasi bansos difabel yang diberikan tahun ini senilai Rp2,008 miliar. Pendanaan dibagi menjadi dua, yakni bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah atau APBD penetapan senilai Rp1,512 miliar dan APBD perubahan senilai Rp496,7 juta.

Bansos yang disalurkan, meliputi untuk kube senilai Rp20 juta/kelompok dengan jumlah anggota lima orang setiap kelompok, untuk mengembangkan usaha ekonomi produktif atau UEP senilai Rp2,5 juta/orang, jaminan hidup atau jadup Rp1,6 juta/orang, dan untuk membeli alat bantu Rp2,5 juta/orang.

Advertisement

Menurut Kurnia nilai bansos difabel tahun ini meningkat signifikan dibanding tahun lalu yang saat itu totalnya lebih kurang Rp1 miliar. Informasi yang dihimpun Solopos.com, realisasi bansos difabel 2019 tercatat Rp1,037 miliar.

Beredar Info Tawangmangu Jadi Lokasi Rapid Test Acak, Ini Faktanya

Dia berharap penerima memanfaatkan bansos difabel dengan baik. Setelah dibelanjakan penerima harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban sederhana, seperti dengan menyerahkan kuitansi bermaterai dari toko tempat berbelanja yang disertai cap toko.

“Setiap tahun penerima bansos difabel berbeda agar penerima program bisa merata. Tapi, khusus penerima bansos untuk alat bantu mungkin ada yang sama. Itu karena ada kemungkinan alat bantu yang dibeli sebelumnya sudah rusak, sehingga yang bersangkutan bisa diusulkan lagi,” ujar Kurnia.

Salah satu penerima bansos, Saji, 55, warga Desa Watusomo, Kecamatan Slogohimo, mengaku sangat senang mendapat bansos senilai Rp2,5 juta untuk pengembangan usaha ekonomi produktif. Dia akan menggunakannya untuk membeli kambing. Setelah menjadi difabel sejak remaja dia beternak sapi. Kini dia sudah memiliki tiga ekor sapi. Dia ingin mengembangkannya dengan beternak kambing.

“Pemberian bantuan ini tepat sekali, karena banyak teman-teman difabel yang terdampak Covid-19,” ucap Saji.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif