SOLOPOS.COM - Seorang petani membersihkan sampah di sawahnya yang kebanjiran luapan Sungai Bengawan Solo di Desa Bener, Kecamatan Wonosari, Klaten, Jumat (17/2/2023). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Ratusan hektare (ha) sawah di Klaten tergenang banjir luapan Sungai Dengkeng serta Sungai Bengawan Solo sepanjang pekan lalu. Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten masih memantau dampak genangan luapan sungai itu di areal pertanian.

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com dari DKPP Klaten, sawah yang tergenang luapan Sungai Dengkeng tersebar di beberapa kecamatan di antaranya Cawas, Bayat, Trucuk, Wedi, serta Gantiwarno. Total luasnya mencapai 456 ha dengan lahan terluas yang sempat tergenang berada di wilayah Cawas mencapai 220 ha.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Usia tanaman berkisar 50 hari hingga 80 hari setelah tanam. Sementara itu, sawah yang tergenang banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo pekan lalu yakni di wilayah Kecamatan Wonosari tepatnya di Desa Sidowarno dan Desa Bener.

Total luas lahan terdampak mencapai 175 ha. Usia tanaman bervariasi mulai dari persemaian hingga padi siap panen. Kepala DKPP Klaten, Widiyanti, mengatakan pemantauan masih terus dilakukan petugas di lahan sawah yang tergenang banjir luapan sungai.

“Kalau masa vegetatif, selama dalam rentang tiga hari air surut insyaallah tidak masalah. Kecuali kalau pembenihan baru dan kemungkinan besar itu hanyut. Di Desa Bener kemarin rata-rata sudah berumur satu bulan. Senin [20/2/2023] kami cek lagi kondisinya,” kata Widiyanti saat ditemui Solopos.com di Desa Glagahwangi, Kecamatan Polanharjo, Minggu (19/2/2023).

Widiyanti mengatakan pemantauan terus dilakukan untuk memastikan ada sawah yang mengalami puso atau tidak. “Kalau ada yang puso, akan kami ajukan ke cadangan benih padi di pemerintah pusat dan provinsi,” kata Widiyanti.

Widiyanti memastikan dampak banjir akibat luapan sungai ke sawah tidak berpengaruh pada ketahanan pangan di Klaten. Hal itu berkaca pada luas tanam sepanjang 2022 dengan total 72.000 ha.

“Yang kami lihat [tidak hanya] pada persentase sedikitnya [persentase lahan terdampak dibandingkan total luas tanam]. Tetapi pada rumah tangga petaninya. Ketika lahan terdampak, rumah tangga petani seandainya lahan mengalami kerusakan otomatis gagal panen. Ini yang jadi permasalahan di pertanian,” kata dia.

Banjir akibat luapan Sungai Dengkeng serta Sungai Bengawan Solo sempat menggenangi sejumlah wilayah di Klaten pekan lalu. Seperti di wilayah Kecamatan Wedi.

Jebolnya tanggul Sungai Birin sempat menggenangi permukiman serta lahan pertanian di Desa Pacing, Kecamatan Wedi. Camat Wedi, Rizqan Iryawan, menjelaskan pada Rabu (15/2/2023), luas lahan pertanian di Pacing yang tergenang sekitar 10 ha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya