SOLOPOS.COM - Ilustrasi kasus flu burung (JIBI/dok)

Solopos.com, KARANGANYAR--Lebih kurang 400 itik milik para peternak di Desa Gondangmanis, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar , berangsur-angur mati sejak sepekan terakhir.

Unggas-unggas tersebut diduga terserang virus avian influenza (A1) atau yang dikenal sebagai flu burung. Sebab, ratusan itik milik 10 peternak tersebut menunjukkan gejala terserang flu burung, seperti mata keruh, terjadi kebutaan, angka kematian tinggi, dan unggas cenderung suka berputar-putar.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Mendapati kejanggalan itu, para peternak segera mengirim laporan kepada Dinas Perikanan dan Peternakan (Disnakkan) Karanganyar pada Sabtu (24/8/2013). Pasalnya, kasus tersebut bukan yang kali pertama terjadi di Desa Gondangmanis.

“Desa itu memang daerah endemik, dulu juga banyak unggas mati karena terinfeksi A1. Pada kasus kematian unggas kali ini gejalanya juga sama dengan kematian unggas yang terjadi beberapa waktu lalu,” terang salah seorang anggota staf Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Perikanan dan Peternakan (Disnakkan) Karanganyar, Fathurrahman , kepada solopos.com, Rabu (28/7).

Berdasarkan analisa serta riwayat penyebaran flu burung di Desa Gondangmanis, Fathurrahman yang juga dokter hewan menduga ratusan itik tersebut telah terserang virus A1. Guna memastikan dugaan itu, petugas Disnakkan Karanganyar telah mengambil sampel bangkai itik untuk melakukan uji laboratorium pada Selasa (27/8/2013).

“Sampelnya sudah dibawa di Jogja karena kami tidak memiliki alat uji virus A1, namun kami belum dapat memastikan kapan uji laboratorium akan selesai. Sebenarnya laporannya masuk kepada kami pada Sabtu lalu, tapi tim laboratorium baru bisa datang ke Karanganyar kemarin [Selasa], ” imbuhnya.

Selain mengambil sampel bangkai itik, Disnakkan juga telah mengimbau peternak untuk tidak menjual maupun mengonsumsi unggas yang sakit. Peternak juga diminta memisahkan unggas yang sehat dan sakit supaya virus tak kian menyebar. “Sebagian itik yang sakit masih hidup, tapi kami sudah mewanti-wanti peternak supaya itik yang sakit dikarantina agar tidak menulari yang lain. Kalau ada unggas yang mati mendadak juga harus segera dikubur,” jelas Fathurrahman.

Kendati hasil uji laboratorium belum keluar, Disnakkan telah mengantisipasi penyebaran virus flu burung dengan memberikan larutan disinfektan kepada para peternak di Desa Gondangmanis.

Selanjutnya, mereka diimbau rutin menyemprotkan disinfektan di kandang serta lingkungan sekitar untuk mencegah penyebaran virus yang juga dapat menginfeksi tubuh manusia itu. Jika hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa itik-itik tersebut positif terserang virus A1, Disnakkan akan segera melakukan vaksinasi kepada unggas di Desa Gondangmanis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya