Solopos.com, SRAGEN — Selama empat hari terakhir, sebanyak 412 orang siswa dan guru di delapan SMPN di Kabupaten Sragen dites antigen. Hasilnya, seluruhnya tidak ada yang positif Covid-19. Tes antigen massal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya klaster pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen, Suwardi, mengatakan tes dilakukan oleh tim dari Dinas Kesehatan Sragen.Tidak semua sekolah dilakukan tes swab antigen. Hanya sekolah yang ditunjuk sebagai sampel.
“Kami bersyukur dari serangkaian swab antigen yang dilakukan sejak Senin-Kamis (1-4/11/2021) hasilnya semua negatif. Semoga tidak ada yang positif dari hasil tes tersebut. Tes masih terus berjalan setiap hari dengan jadwal yang sudah ditentukan Disdikbud,” ujarnya.
Baca Juga: Hujan Sudah Tiba, BPBD Sragen Waspadai Bencana Hidrometeorologi
Pada Kamis ini tes usap digelar di SMPN 2 Karangmalang dan SMPN 2 Masaran. Di SMPN 2 Karangmalang, 48 siswa dan lima guru yang dites. sementara di SMPN 2 Masaran, ada 48 siswa dan enam guru yang dites.
“Alhamdulillah, hasilnya hari ini semua negatif. Pada hari-hari berikutnya juga sudah dilakukan di sejumlah SMPN. Seperti di SMPN 1 Ngrampal, SMPN 2 Ngrampal, SMPN 1 Sidoharjo, SMPN 2 Sidoharjo, SMPN 1 Kedawung, dan SMPN 2 Kedawung,” ujarnya.
“Kami rutin melakukan swab antigen, tetapi sasarannya ditentukan secara mendadak. Swab antigen ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya klaster PTM. Kalau ada yang positif ya ditangani. Semoga tidak ada yang positif,” katanya.
Baca Juga: Lele Dumbo 15 Kg ini Disebut yang Terbesar se-Kadipiro Sragen
Selama ini pelaksanaan PTM berjalan tertib dengan jumlah siswa yang masuk 50%. Sementara ini PTM belum 100% karena Sragen masih dalam pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2.
Sementara itu, Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menyatakan Sragen masih PPKM level 2 karena masih ada daerah di wilayah aglomerasi Soloraya yang capaian vaksinasinya belum mencapai target. “Sragen belum bisa turun menjadi level 1 karena masih ada kebupatan yang capaian vaksinasi lanjut usia (lansianya) kurang dari 60%,” jelasnya.