SOLOPOS.COM - Siswi berfoto bersama seusai penyampaian skrining tumor payudara kepada para siswi SMA. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO—-Ratusan siswi SMAN 4 Solo mengikuti skrining dan deteksi dini tumor payudara yang diselenggarakan oleh tim Fakultas Kedokteran UNS Solo di aula sekolah setempat, Jumat (3/5/2024).

Dokter Spesialis Bedah Onkologi RS Moewardi Solo, Widyanti Soewoto mengatakan skrining dan deteksi dini itu guna merespons jumlah kanker payudara yang tinggi di Indonesia, secara khusus di Kota Solo.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Mengutip laman kemkes.go.id, data Globocan menunjukkan pada 2020 kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus.

Widyanti mengatakan kasus kanker payudara sekarang banyak diidap oleh usia muda ketimbang usia tua. Dia mengatakan pada 2022 pengidap kanker payudara yang berusia kurang dari 40 tahun sebanyak 15%.

skrining tumor payudara SMAN Solo FK UNS Solo
Siswi berfoto bersama seusai penyampaian skrining tumor payudara kepada para siswi SMA. (Istimewa)

“Sedangkan usia lebih dari 40 itu hanya sekitar 9%, kebetulan beberapa tahun terakhir pasien saya memang kebanyakan usia-usia di bawah 30 tahun,” kata dia ketika berbincang dengan Solopos.com di SMAN 4 Solo, Jumat (3/5/2024).

Sedangkan jumlah kasus kanker payudara di Kota Solo diperkirakan juga cukup tinggi.

skrining tumor kanker payudara FK UNS Solo
Siswi berfoto bersama seusai penyampaian skrining tumor payudara kepada para siswi SMA. (Istimewa)

“Di RS Moewardi itu jumlahnya masih nomor satu. Jumlahnya di Poli Bedah Tumor bisa sampai 80% dari total keseluruhan pasien. Kecenderungannya didominasi pasien umur 30 sampai 40 tahun,” kata dia.

Dia mengatakan salah satu penyebab kanker payudara adalah hormon. Hal ini lantaran hormon dalam tubuh berkaitan dengan sel yang ada di daerah payudara. Ketidakseimbangan hormon yang mengakibatkan perkembangan sel di sekitar payudara tidak normal sehingga memicu kanker.

skrining tumor payudara FK UNS Solo
Siswi berfoto bersama seusai penyampaian skrining tumor payudara kepada para siswi SMA. (Istimewa)

“Pada usia muda [hormon] lebih progresif jadi [sel kanker] lebih cepat [tumbuh]. Memang salah satu faktornya adalah hormon, tapi itu juga dipacu sama gaya hidup [yang tidak sehat],” kata dia.

Gaya hidup yang tidak sehat seperti malas olahraga, pola makan tidak sehat (banyak mengandung kolesterol), sampai kebiasan begadang bisa menyebabkan hormon dalam tubuh tidak seimbang sehingga menjadi pemicu kanker payudara.

“Selain itu bisa jadi ada faktor keturunan [genetik]. Meskipun sebenarnya belum tentu nanti anak keturunan kena asalkan, kalau pakai istilah Jawa, tidak kesenggol faktor hormon,” kata dia.

Pencegahan

Dia mengatakan kanker payudara memiliki karakter yang berbeda dibandingkan dengan yang lain seperti kanker servik. Kanker servik disebabkan oleh virus sehingga lebih mudah dicegah. Sedangkan kanker payudara, menurutnya lebih sulit dicegah.

“Karena kita tidak bisa mencegah, hanya bisa mengendalikan jadi jalan satu-satunya hanya skrining dan deteksi dini, kita temukan dia [kanker payudara] lebih awal biar angka kesembuhannya lebih tinggi. Karena itu kalau ketahuannya sudah stadium lanjut, hidupnya akan semakin pendek,” kata dia.

Maka dirinya mengajak anak muda usia SMA atau yang sudah menstruasi untuk melakukan memeriksa payudara sendiri. Jika ditemukan kejanggalan di payudara seperti benjolan, rasa nyeri, keluar cairan dari puting, sampai perubahan bentuk kulit dan puting payudara. Menurutnya hal itu merupakan langkah yang paling mudah.

Namun skrining dan deteksi dini ini menghadapi kendala lantaran kerap kali orang merasa malu membicarakan mengenai kanker payudara. Menurutnya budaya timur yang menganggap tabu ketika membicarakan payudara bisa menjadi bumerang.

“Karena dia tidak berani menceritakan ke orang tuanya itu yang malah menjadi tiba-tiba ke mana-mana. Itu juga yang menjadi salah satu kendala penanganan kanker payudara. Maka acara ini dibuat agar mereka mau ngomong jika ada sesuatu di payudaranya,” lanjut dia.

Selain pencegahan dengan melakukan deteksi dini, hal lain yang perlu dilakukan adalah pengobatan secara konsisten bagi yang mendapati kanker payudara di dalam dirinya. Menurutnya pengobatan kanker payudara bisa dikatakan seumur hidup.

“Masa-masa pasien itu naik turun, dia kadang capai ke rumah sakit untuk berobat, itu tidak boleh, jadi tetap harus monitor terus. Dan perlu menjadi catatan, kalau sudah terdeteksi dini dan masih awal, maka bisa sembuh,” kata dia.

skrining tumor kanker payudara FK UNS Solo
Materi penyampaian tentang skrining tumor payudara oleh bagian bedah FK UNS Solo dan RSUD dr Moewardi Solo. (Istimewa)

Widyanti mengatakan Bagian Bedah FK UNS telah bekerja sama dengan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII untuk melakukan skrining dan deteksi dini di beberapa SMA dibawah naungannya, diantaranya SMA Batik 1 Solo, SMAN 1 Solo, SMAN 4 Solo, SMAN 5 Solo, SMAN 7 Solo, SMA Ursulin Solo, dan SMA Al Azhar 7 sejak Maret 2024 hingga Juli 2024.

Kegiatan ini juga dilakukan di beberapa SMP di karesidenan Surakarta (SMP Batik 1 Solo, SMPN 1 Solo, SMPN 8 Solo, SMP Ursulin Solo, SMP Pelita Nusantara Kasih, SMP Bina Widya) .

Sementara itu Waka Kesiswaan SMAN 4 Solo, Muhajirin mengatakan pihak sekolah menyambut baik kegiatan tersebut. Menurutnya hal itu bisa menjadi sarana edukasi bagi siswa perempuan agar mengenali gejala kanker payudara lebih dini.

Dia mengatakan acara tersebut diikuti oleh siswa perempuan dari kelas Fase E dan Fase F yang dibagi menjadi dua kelompok. Dia mengatakan sengaja memilih pesertanya khusus perempuan agar siswa tidak lebih terbuka dan tidak malu ketika berdiskusi di dalam forum.

“Meski mungkin ada kasus [kanker payudara] yang dialami oleh laki-laki, tapi kita memprioritaskan bagi yang perempuan biar lebih terbuka, kalau sama-sama perempuan kan tidak malu,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya