Soloraya
Sabtu, 30 Juli 2022 - 18:41 WIB

Ratusan Warga Berebut Air Bekas Bilasan Kelambu Pangeran Samudro

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ratusan orang berebut air bekas bilasan kain kelambu di pelataran pembilasan dalam ritual tradisi jamasan kain kelambu di kompleks Gunung Kemukus, Sumberlawang, Sragen, Sabtu (30/7/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)


Solopos.com, SRAGEN — Ratusan orang dari berbagai penjuru Tanah Air, mulai dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, hingga Sumatra berebut air bekas bilasan kain kelambu penutup makam Pangeran Samudro. Kelambu itu dicuci dalam ritual jamasan di Gunung Kemukus, Sumberlawang, Sragen, Sabtu (30/7/2022).

Mereka meyakini air bilasan kelambu itu dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Selain itu mereka juga percaya bisa mendatangkan keberkahan dalam berbisnis dan kehidupan.

Advertisement

Setelah kain kelambu dicuci di Waduk Kedung Ombo (WKO), kain itu kembali dikirab menuju ke lokasi pembilasan. Di pelataran pembilasan kelambu sudah disiapkan enam tong berisi air.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, memulai membilas kain kelambu itu diikuti Ketua DPRD Sragen Suparno, dan sejumlah pejabat lain.

Advertisement

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, memulai membilas kain kelambu itu diikuti Ketua DPRD Sragen Suparno, dan sejumlah pejabat lain.

Proses pembilasan kelambu itu disaksikan ratusan orang yang berkerumun mengelilingi pelataran. Mereka sudah membawa botol bekas air mineral, ember, gayung, dan tempat air lainnya.

Baca Juga: Ada Yang Beda di Ritual Pencucian Kelambu Pangeran Samudro Tahun Ini

Advertisement

Demikian juga pintu sisi utara pun akhirnya berhasil diterobos. Pelataran pun dijejali banyak orang. Air enam drum pun diserbu warga. Ada yang langsung menyiramkan air ke sekujur tubuh mereka. Ada yang mengambil dengan ember besar. Ada pula yang mengambil secukupnya dengan beberapa botol bekas.

Obat Penyakit Apa Pun

Mbah Paesah, 92, warga asal Jepara, berhasil mengambil seember air bilasan itu plus tiga botol bekas air mineral berukuran 1,5 liter. Dia percaya air itu bisa untuk obat penyakit apa pun.

“Saya ke sini setiap tahun, ya setiap 1 Sura. Saya sudah bertahun-tahun melakukan hal ini, yakni sejak anak saya berumur 12 tahun. Saya mengambil air ini supaya mendapatkan berkah dari Pangeran Samudro dan Ibu Ontrowulan. Setelah ini, saya mau naik ke Gunung Lawu ke lokasi simbahnya Pangeran Samudro, yakni Prabu Brawijaya V,” kata Paesah.

Advertisement

Baca Juga: Direkonstruksi Pemkab Sragen, Ini Legenda Gunung Kemukus yang Tepat

Ada juga rombongan perempuan dari Bandung yang ikut mengambil air dari bilasan kelambu itu. Mereka sudah bermalam di sekitar Gunung Kemukus sejak Jumat. Mereka tidak sekadar mencari air bekas bilasan kelambu. Tetapi juga mengikuti ritual di Gunung Kemukus.

Nanang, warga Sumedang, bersama enam rekannya juga mengambil air bilasan kelambu itu. Air itu akan ia gunakan untuk membasuh muka dan sebagian dicampur ke air bak mandi.

Advertisement

“Semua itu untuk mencari keberkahan dalam berbisnis biar lancar. Ada juga yang untuk obat penyakit apa pun. Saya sudah belasan tahun ke Gunung Kemukus. Pengambilan air di Sendang Ontrowulan pun saya lakukan sebulan sekali,” ujarnya.

Bupati Yuni menilai tradisi ini baik dan sebagai daya tarik Gunung Kemukus sebagai wisata religi, Dia berharap tradisi ini bisa bermanfaat bagi masyarakat. “Saya itu ingin langsing tetapi kok tidak bisa, hahahaha,” ujarnya seraya berkelakar.

Baca Juga: Dicari, Formula untuk Rebranding Gunung Kemukus Sragen

Penanggung jawab Objek Wisata Gunung Kemukus, M. Suparno, menyampaikan tradisi ini merupakan budaya adiluhung yang perlu dilestarikan. Ia menilai semua prosesi tradisi ini merupakan wujud evaluasi diri, bahwa apa yang dilakukan hari ini lebih baik dari hari kemarin.

“Kelambu itu sudah setahun dipasang sebagai penutup tempat doa di Sendang Ontrowulan dan di makam Pangeran Samudro. Karena sudah setahun pasti kotor sehingga harus dicuci dan dibersihkan kembali. Pencucian kelambu itu sebenarnya simbol dari pembersihan diri, pikiran, dan hati supaya saat memohon kepada Tuhan bisa dikabulkan,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif