Soloraya
Selasa, 11 Desember 2012 - 17:01 WIB

Ratusan Warga Polanharjo Geruduk Pabrik Aqua

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aksi demo kades dan warga di pabrik Aqua, Selasa (11/12/2012). (Iskandar/JIBI/SOLOPOS)

Aksi demo kades dan warga di pabrik Aqua, Selasa (11/12/2012). (Iskandar/JIBI/SOLOPOS)

KLATEN — Para kepala desa (kades) di Kecamatan Polanharjo, Klaten dan ratusan rakyat mereka menggeruduk pabrik Aqua di Desa Wangen, Polanharjo, Klaten, Selasa (11/12/2012). Kehadiran mereka di pabrik PT Tirta Investama ini menuntut beberapa hal di antaranya meminta jatah pemerataan program corporate social responsibility (CSR) dari pabrik produsen Aqua ini.

Advertisement

“Pertemuan dengan PT Tirta Investama (TI) tadi baru membahas mengenai program CSR. Program ini dijanjikan akan menyentuh seluruh desa di Kecamatan Polanharjo. Kami meminta besarnya program CSR untuk 12 desa senilai Rp200 juta per bulan untuk setiap desa. Namun masih akan dibahas kembali pekan depan,” ujar Kepala Desa Sidowayah Hapsoro mewakili kades lainnya.

Menurut dia pertemuan para wakil warga dengan pihak Aqua kemarin belum selesai. Karena antara tim negosiasi yang diwakili para kades dan warga itu tak menemukan kesepakatan sehigga akan pertenuan rencananya dilanjutkan pada Selasa pekan depan. Dia menambahkan ada beberapa tuntutan dari masyarakat Kecamatan Polanharjo kepada PT TI Klaten. Di antaranya pemerataan CSR, tenaga kerja, dampak lingkungan akibat kendaraan transportasi, dampak berkurangnya debit air, kepedulian pabrik terhadap lingkungan dan keterbukaan dari PT Tirta Investama dan Pemkab Klaten mengenai retribusi yang dikembalikan untuk Kecamatan Polanharjo.

Sementara itu, Sustainable Development PT TI Klaten, Muhammad Atiq Zambani, menjelaskan pihak PT Tirta Investama Klaten sudah memberikan jawaban apa yang menjadi tuntutan masyarakat Polanharjo. Misalnya untuk program CSR, mulai 2013 akan menyentuh seluruh desa di Kecamatan Polanharjo. Program akan dijaring melalui mekanisme musyawarah rencana pembangunan desa (musrenbangdes).

Advertisement

“Pada permulaan program CSR, kami berikan Rp600 juta per tahun untuk 12 desa. Namun kepala desa menolak dan meminta Rp200 juta per bulan untuk setiap desanya. Untuk itu dari manajemen akan mendiskusikan kembali apakah ada peluang-peluang untuk menaikkan nominal itu. Pekan depan akan dibahas kembali bersama para kepala desa,” ujar Atiq.

Tuntutan lainnya, ungkap Atiq, sudah bisa disepakati bersama. Misalnya mengenai pemerataan tenaga kerja, memperbaiki kerusakan jalan akibat transportasi produk Aqua dan perbaikan saluran irigasi secara berkelanjutan di Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Pusur dan Kapilaler.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif