Solopos.com, SOLO–Ratusan warga binaan pemasyarakatan (WBP) Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Solo menerima hak integrasi setelah memenuhi persyaratan dan direkomendasikan dalam sidang tim pengamat permasyarakatan (TPP).
Program integrasi merupakan bagian dari pembinaan WBP serta mampu menekan angka overcrowding atau kelebihan kapasitas di Rutan Solo.
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Hal ini disampaikan Kepala Seksi (Kasi) Pelayanan Tahanan Rutan Kelas I Solo, Ervan Bahrudin Mulyanto, mewakili Kepala Rutan Kelas I Solo, Urip Dharma Yoga, Jumat (13/10)2023).
Menurut Ervan, program integrasi meliputi pembebasan bersyarat, cuti bersyarat, dan asimilasi di rumah.
“Warga binaan harus aktif mengikuti program pembinaan. Program integrasi juga bisa mengurangi kelebihan kapasitas di rutan,” kata dia, Jumat.
Jumlah warga binaan yang menerima pembebasan bersyarat selama periode Januari-September sebanyak 169 orang, cuti bersyarat sebanyak 93 orang.
Sedangkan, warga binaan yang menerima asimilasi di rumah selama periode Januari-Juni sebanyak 104 orang.
Mereka bisa menerima hak integrasi setelah memenuhi syarat seperti berkelakuan baik, mengikuti program pembinaan, serta persyaratan tahanan pidana sudah terpenuhi.
“Kemudian, ada sidang TPP yang juga dihadiri perwakilan Balai Pemasyarakatan (Bapas) Solo. Sidang TPP bakal memberi rekomendasi terhadap warga binaan yang memenuhi syarat,” ujar dia.
Program integrasi di Rutan Solo merupakan implementasi UU No 22/2022 tentang Pemasyarakatan. Dalam regulasi itu, ditekankan pada perbaikan secara mendasar fungsi pemasyarakatan meliputi pelayanan, pembinaan, pembimbingan kemasyarakatan, perawatan, pengamanan dengan menjunjung tinggi penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak asasi manusia warga binaan.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
