SOLOPOS.COM - Foto udara kawasan Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, Jumat (19/11/2021). Pemandangan warung apung yang selama ini memadati kawasan utara waduk tersebut tak lagi terlihat setelah satu per satu warung dibongkar para pemiliknya. (Istimewa)

Solopos.com, KLATEN—Hampir seluruh warung apung di Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, sudah dibongkar. Pembongkaran itu dilakukan para pelaku usaha warung apung seiring bergulirnya revitalisasi Rawa Jombor.

Selama ini, kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha warung apung berada di sisi utara Rawa Jombor. Tak lagi terlihat aktivitas pekerja yang berdiri di tengah jalan menawari pengendara jalan yang melintas untuk mampir di Rawa Jombor. Hiruk-pikuk warung apung berganti dengan aktivitas pekerja mencopoti satu per satu bagian warung apung.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Salah satu pengusaha warung apung Rawa Jombor, Sutomo, menjelaskan jumlah total pengusaha warung apung ada 21 orang. Dari jumlah itu, ada 11 pengusaha yang memilih pindah usaha ke Plaza Kuliner. Sementara, 10 pengusaha warung apung memilih beralih usaha ke pemancingan.

Baca Juga: Misterius, Makam di Brajan Boyolali Dulu Sering untuk Tirakatan

“Yang beralih ke Plaza kuliner mulai membuat pengisian identitas kepemilikan ke plaza. Sementara, dari yang beralih pindah ke pemancingan membuat surat pernyataan yang isinya bahwa warung apung beralih ke pemancingan sanggup tidak akan menuntut lagi, misalkan berubah pikiran atau hal apa. Yang memilih beralih ke pemancingan tidak mendapatkan hak untuk menempati kios di plaza,” kata Sutomo.

Sutomo termasuk salah satu pengusaha yang sebelumnya membuka warung apung dan berencana mengalihkan usahanya menjadi pemancingan. Sutomo sama sekali tak tertarik untuk pindah usaha ke Plaza Kuliner.

“Saya mantab beralih ke pemancingan. Tidak tertarik pindah ke Plaza Kuliner. Sama sekali tidak tertarik. Di samping itu, istri saya tidak hobi jualan di plaza,” kata dia.

Baca Juga: Ada Makam Misterius di Brajan Boyolali, Kisahnya Bikin Miris

Terkait pembongkaran warung apung, Sutomo mengatakan hampir semua warung apung yang semula berada di perairan waduk tersebut sudah dibongkar secara bertahap oleh masing-masing pemilik. Persentase bangunan warung apung yang dibongkar beragam menyusul ukuran warung yang bervariasi.

Sutomo sendiri membongkar warung apung miliknya dibantu sejumlah pekerja sejak Senin (15/11/2021). Hanya, proses pembongkaran tak bisa rampung dalam waktu singkat.

Salah satunya lantaran banyak material warung apung yang harus dibongkar dan diangkut ke daratan seperti bambu, kayu, drum-drum, hingga steorofoam. Selain membongkar, Sutomo dibantu para pekerja memilah barang-barang yang masih bisa dimanfaatkan untuk membangun pemancingan.

Baca Juga: Atap Bocor, Eternit Gedung Balai Sidang Mahesa Boyolali Bolong-Bolong

“Sudah lima hari ini dibongkar. Tinggal 30 persen material yang ada di perairan. Kemungkinan lima hari lagi selesai,” jelas dia.

 

Swadaya

Disinggung biaya pembongkaran, Sutomo menuturkan pembongkaran dilakukan secara swadaya oleh masing-masing pengusaha. Hanya saja, ada dana pengganti uang lelah pembongkaran.

Soal rencana memulai usaha membuka pemancingan, Sutomo mengatakan masih menunggu kepastian waktu. Selain itu, dia juga menunggu desain bentuk pemancingan. “Katanya Januari-Februari 2022 sudah mulai bisa menempati [lokasi yang diizinkan untuk pemancingan],” ungkap dia.

Baca Juga: Operasi Zebra Candi 2021, Satlantas Polres Boyolali Kerahkan Punakawan 

Sutomo menuturkan lokasi yang diizinkan untuk kegiatan petani karamba dan pemancingan sebesar lima persen dari total luasan Rawa Jombor. “Luasan yang diizinkan 5 persen dari total luas Rawa Jombor kalau tidak salah sekitar 188,9 ha. Artinya ada 9 ha yang boleh untuk kegiatan pemancingan dan karamba,” urai dia.

Dari total 9 ha tersebut, kawasan perairan seluas 6 ha di antaranya untuk kegiatan budi daya ikan karamba. Sementara, 3 ha untuk kegiatan pemancingan.

“Untuk pemancingan, 1,5 ha rencananya untuk pemancingan di wilayah timur yang sebelumnya juga sudah digunakan untuk pemancingan. Sementara di bekas lokasi warung apung seluas 1,5 ha untuk pemancingan dari pengusaha yang sebelumnya membuka usaha warung apung,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya