Solopos.com, KLATEN — Sebanyak empat desa di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah bakal dibentuk menjadi desa tangguh bencana.
Rencananya, kegiatan pembentukan desa tangguh bencana digelar di Desa Joho, Kecamatan Prambanan, Klaten, Senin (14/3/2022). Pembentukan desa tangguh bencana itu difasilitasi BPBD Klaten. Sedianya, kegiatan dibuka Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Sri Winoto.
Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal
Keempat desa yang bakal menjadi desa tangguh bencana, yakni Desa Joho Kecamatan Prambanan, Desa Kupang Kecamatan Karangdowo, Desa Karanganom Kecamatan Klaten Utara, serta Desa Karanglo Kecamatan Polanharjo.
Baca Juga : Desa Tangguh Bencana, Menjadi Koki Andal dalam Waktu Cepat
Sekretaris BPBD Klaten, Nur Tjahjono Suharto, mengatakan pembentukan desa tangguh bencana itu menindaklanjuti Peraturan Kepala (Perka) BNPB No.1/2012 tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana.
Desa tangguh bencana akan memiliki indikator, di antara kelompok sukarelawan, dokumen-dokumen terkait penanggulangan bencana di desa, rencana kontinjensi desa. Kemudian secara praktik ada simulasi penanggulangan bencana di desa.
“Sehingga masyarakat desa memiliki ketangguhan saat prabencana, saat bencana, dan pascabencana,” kata Nur saat dihubungi Solopos.com, Senin (14/3/2022).
Baca Juga : Hadapi Ancaman Banjir, 10 Desa Tangguh Bencana Sukoharjo Ini Sudah Siap
Pembentukan desa tangguh bencana itu menjadi bagian penting agar sedini mungkin mencegah potensi kerusakan apalagi korban jiwa ketika terjadi bencana. Sebagai informasi, Klaten memiliki beragam kerawanan bencana di antaranya, erupsi Gunung Merapi, gempa bumi, banjir, hingga tanah longsor.
Bencana yang kerap terjadi di Klaten ketika musim hujan, yakni banjir dan angin ribut. Pada Februari lalu, ada 12 kejadian bencana hidrometeorologi, seperti angin puting beliung, tanah longsor, dan banjir.
Baca Juga : Punya Wilayah Rawan Longsor, Musuk Dijadikan Desa Tangguh Bencana
Tak ada korban luka maupun meninggal dunia akibat kejadian bencana selama Februari 2022. Hanya saja, kerusakan infrastruktur didominasi rumah. Total kerugian materiil akibat kejadian bencana selama Februari mencapai Rp240 juta.
“Peristiwa bencana yang terjadi didominasi angin puting beliung,” kata Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Sri Winoto.