Soloraya
Selasa, 23 Mei 2023 - 17:31 WIB

Raya sampai Ismo, 7 PO Lokal Dilibatkan Kelola BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri

Muhammad Diky Praditia  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penumpang naik Bus Rapid Transit  (BRT) Trans Jateng Koridor I di Jl. Solo-Purwodadi, tepatnya di depan MTsN 8 Sragen, Desa Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Sragen, Kamis (18/11/2021). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, WONOGIRI — Tujuh perusahaan otobus (PO) lokal Wonogiri dilibatkan dalam konsorsium aglomerasi yang mengelola Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng Koridor II rute Solo-Wonogiri. Seusai rencana, rute tersebut akan beroperasi mulai Agustus 2023.

Sekretaris Konsorsium Aglomerasi BRT Trans Jateng, Marjandi, saat diwawancarai Solopos.com, Selasa (23/5/2023), mengatakan BRT Trans Jateng trayek Wonogiri bakal dioperasikan konsorsium tujuh PO bus yang masih aktif di Wonogiri.

Advertisement

Tujuh PO bus itu meliputi Raya, Al Amin, Ismo, Gunung Mulia, Jaya Guna Hage, Tunas Merapi, dan Tungga Dara. Dalam pengoperasian BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri itu mereka melebur menjadi satu dalam Perseroan Terbatas (PT) Tunggal Dara Sejahtera. 

“Salah satu persyaratan untuk ikut tender pengoperasian BRT Trans Jateng itu PO tersebut harus masih aktif, kemudian tujuh PO itu membentuk konsorsium di bahan naungan PT Tunggal Dara Sejahtera,” kata Marjandi.

Advertisement

“Salah satu persyaratan untuk ikut tender pengoperasian BRT Trans Jateng itu PO tersebut harus masih aktif, kemudian tujuh PO itu membentuk konsorsium di bahan naungan PT Tunggal Dara Sejahtera,” kata Marjandi.

Dia melanjutkan masing-masing dari tujuh PO bus tersebut mendapatkan jatah angkutan milik mereka untuk di-scrapping dalam pengadaan angkutan baru BRT Trans Jateng. Scrapping yaitu mengganti unit angkutan yang ada dengan unit angkutan baru dari BRT Trans Jateng.

Konsorsium sudah sepakat membagi berapa jatah angkutan eksisting yang di-scrapping dari masing-masing PO. Jumlah unit BRT Trans Jateng yang akan beroperasi di trayek Solo-Wonogiri ada 14 unit plus satu unit bus cadangan.

Advertisement

Saat ini proses pengadaan BRT Trans Jateng sudah dalam tahap pendempulan dan pembuatan kerangka di Karoseri Gunung Mas, di Madiun, Jawa Timur.

“Komposisinya sudah kami atur dari awal. Alhamdulillah masing-masing sudah sepakat. Ini bergantung dengan unit yang ada. Salah satu syarat untuk dilakukan scrapping itu kan bus itu trayeknya masih hidup,” ujar dia.

Analisis Bisnis

Menurut Marjani, dengan sistem konsorsium tersebut, PO tidak terganggu dengan keberadaan BRT Trans Jateng rute Solo-Wonogiri. Justru PO akan diuntungkan, apalagi jika BRT Trans Jateng ini kelak banyak penggunanya.

Advertisement

Pada sisi lain, PO masih bisa mengoperasikan unit bus yang lain seperti biasa. Konsorsium di bawah PT Tunggal Dara Sejahtera bertanggung jawab dalam pengoperasian BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri kelak.

Konsorsium juga berhak mendapatkan penghasilan atas pengoperasian BRT Trans Jateng itu. Marjani menyebut konsorsium sudah menghitung dan menganalisis bisnis angkutan umum tersebut.

“Pemerintah Provinsi Jateng itu sebagai fasilitator dan pembuat peraturan. Pengelolaan Trans Jateng ada pada kami, termasuk nanti hasilnya ke kami. Tetapi tentu kami harus memenuhi hak dan kewajiban juga. Perhitungan bisnisnya sudah kami pikirkan, termasuk BEP-nya [break event point],” ucap Marjani.

Advertisement

Konsorsium berharap keberadaan BRT Trans Jateng trayek Solo-Wonogiri kelak akan meningkatkan penggunaan transportasi umum di Solo-Wonogiri. Dengan demikian, kepadatan lalu lintas di Solo-Wonogiri bisa berkurang. Selain itu, bisa meningkatkan keselamatan berkendara.

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menyambut baik rencana pengoperasian BRT Trans Jateng trayek Solo-Wonogiri. Sejak awal rencana, bupati meminta agar keberadaan BRT Trans Jateng melibatkan pengusaha lokal Wonogiri sebagai pengelola.

Menurut dia, BRT Trans Jateng akan menurunkan pengeluaran biaya masyarakat untuk kebutuhan mobilitas menggunakan transportasi umum,

“Kemarin dipresentasikan [Pemprov Jateng], dihitung, ada efisiensi pengeluaran biaya penggunaan transportasi senilai Rp130.000/bulan. Ada pengeluaran [masyarakat] yang berkurang,” kata bupati yang akrab disapa Jekek itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif