SOLOPOS.COM - Sejumlah pelajar yang terjaring operasi rutin Satpol PP Sragen, saat mengikuti pengarahan di kantor Satpol PP didampingi orangtua mereka, Senin (10/2/2014). (JIBI/Solopos/Ika Yuniati)

Razia Karanganyar, 15 pelajar yang terjaring operasi tak bisa menyebutkan sila Pancasila.

Solopos.com, KARANGANYAR — Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Karanganyar menangkap 15 pelajar SMA/SMK di Karanganyar saat patroli rutin, Rabu (18/1/2017).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Mirisnya, ke-15 pelajar itu tak satu pun yang bisa menyebutkan sila-sila Pancasila saat dihukum menghafal dasar negara itu. Informasi yang dihimpun Solopos.com, anggota Satpol PP melakukan patroli rutin di sejumlah wilayah di Karanganyar.

Mereka melakukan patroli saat jam sekolah. Sasaran patroli adalah pelajar yang membolos saat jam pelajaran.

Hasilnya, anggota Satpol PP menangkap lima pelajar SMA swasta di salah satu warung di Beji, Bejen, Karanganyar, sembilan siswa SMK swasta yang menongkrong di salah satu warung di Karanganyar kota, dan satu siswa SMA swasta di salah satu warung di Beji, Bejen.

Sebanyak 15 pelajar itu dibawa ke Kantor Dinas Satpol PP untuk mendapatkan pembinaan. Satpol PP juga memanggil orang tua dan guru dari sekolah masing-masing.

“Kami menangkap mereka sekitar pukul 09.00 WIB. Jam sekolah tetapi mereka berkeliaran di luar sekolah. Mereka membolos. Saat terjaring operasi itu, mereka merokok. Tidak ditemukan minuman keras,” kata Sekretaris Dinas Satpol PP Kabupaten Karanganyar, Kurniadi Maulato, saat dihubungi Solopos.com, Kamis (19/1/2017).

Belasan siswa itu juga mendapat hukuman lain. Mereka diminta menghormat pada bendera di halaman Kantor Dinas Satpol PP. Saat diminta menghafalkan sila Pancasila, mereka tak ada yang hafal.

“Wah, enggak ada yang hafal Pancasila. Miris. Kami berikan pembinaan dan peringatan. Pembinaan seputar nilai-nilai Pancasila, cinta Tanah Air. Mereka belum pernah terjaring operasi sebelumnya,” tutur Kurniadi.

Lelaki bertubuh tinggi besar itu juga memperingatkan pemilik warung yang menjadi lokasi menongkrong dan membolos pelajar. Dia meminta pemilik toko mengarahkan pelajar kembali ke sekolah.

“Ada pemilik warung yang menyembunyikan pelajar membolos saat kami operasi. Kami imbau pemilik warung mengarahkan anak-anak kembali ke sekolah. Lokasi menongkrong masih di situ-situ saja. Operasi rutin ini dilaksanakan tiga kali dalam satu hari. Harapannya meningkatkan kamtibmas.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya