Razia pelajar di Klaten yang melibatkan kepolisian, TNI, tokoh masyarakat, serta perwakilan sekolah. Razia ini diadakan untuk menanggulangi kenakalan pelajar.
Solopos.com, KLATEN – Sejumlah pelajar didapati membolos setelah Forum Penanggulangan Kenakalan Pelajar (FPKP) Kecamatan Jatinom menggelar razia, Kamis (22/1). Razia pelajar digelar forum yang terdiri dari kepolisian, TNI, tokoh masyarakat, serta perwakilan sekolah tersebut mulai pukul 09.00 WIB menyasar sejumlah pasar tradisional, warung, dan warnet.
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
Berdasarkan pantauan Solopos.com, FPKP saat melakukan razia mendapati sejumlah pelajar berada di warung depan SMAN 1 Jatinom saat jam pelajaran berlangsung. Beberapa pelajar terlihat merokok. Mereka kemudian mendapat pembinaan dari FPKP sebelum dikembalikan ke sekolah.
Sementara itu, di pasar tradisional dan pasar klithikan di Lapangan Bonyokan, FPKP mendapati ada tiga pelajar SMP dan empat pelajar SMK yang terkena razia. Mereka juga diberi pembinaan dan dikembalikan ke pihak sekolah dan orang tua.
“Ada satu pelajar dari Boyolali. Akhirnya kami bawa ke Posko FPKP di Balai Desa Bonyokan. Kami beri pembinaan, pekan depan kami minta datang bersama orang tuanya agar tidak mengulang perbuatannya lagi,” jelas Ketua FPKP Jatinom, Sukoyo, saat ditemui seusai razia.
Sukoyo menerangkan razia digelar rutin sebulan sekali dengan lokasi sasaran berupa pasar tradisional, pasar klithikan, warnet, serta arena bermain playstation. Selain mengadakan razia, FPKP juga menggelar sosialisasi ke tempat-tempat yang rawan digunakan sebagai tempat para pelajar membolos.
“Imbauan tentu sudah kami lakukan. Para pengelola sudah kami imbau agar tidak menerima pelajar saat jam pelajaran berlangsung,” ungkapnya.
Anggota FPKP Kecamatan Jatinom, Nanang Nuryanto, menambahkan razia dimaksudkan untuk mencegah pelajar membolos, juga mengantisipasi mereka tak bergabung ke sejumlah kelompok yang mengarah pada kegiatan negatif. “Kami tidak ingin para pelajar di wilayah Jatinom masuk dalam geng. Meski dulu pernah diantisipasi, saat ini masih ada geng pelajar,” ujar dia.