SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengemis (Dok/JIBI)

Razia pengemis di CFD Solo menghasilkan temuan mengejutkan. Seorang pengemis ternyata menyimpan Rp4,7 juta.

Solopos.com, SOLO — Satpol PP menemukan uang tunai senilai Rp4.707.000 dari tangan seorang pengemis bernama Sudadi, 44 warga RT001/RW004 Pugeran, Karangdowo, Klaten, Minggu (24/4/2016). Uang tersebut berupa uang recehan hingga pecahan Rp100.000 hasil mengemis yang terbungkus plastik besar.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sudadi ditangkap bersama puluhan pengemis, gelandangan, dan orang terlantar (PGOT) di kawasan Car Free Day (CFD) sepanjang Jl. Slamet Riyadi. Berdasarkan pantauan Solopos.com, tim Satpol PP menyisir area CFD dari kawasan Purwosari hingga Gladak. Dari penyisiran, tim menemukan puluhan pengemis yang tengah meminta-minta kepada pengunjung CFD.

Pengemis itu langsung diamankan ke mobil dan dibawa ke kantor Satpol PP untuk dilakukan pembinaan. Satu per satu mereka didata, termasuk Sudadi. Namun karena tak kuasa menahan bau menyengat dari tubuh Sudadi, petugas memandikannya.

Namun saat akan dimandikan, Sudadi berontak. Lelaki dengan keterbatasan fisik ini terus meronta, bahkan sempat mengamuk hingga beberapa petugas kewalahan menanganinya. “Tapi karena bau sekali, kita tetap mandikan. Dia menolak, akhirnya baju kita gunting,” kata petugas Satpol PP yang memandikan Sudadi, Slamet Supriyadi.

Slamet mengungkapkan Sudadi mengemis dengan memakai pakaian rangkap tiga. Yakni kaos pendek, kemudian dilapisi kaos lagi dan kaos panjang. Begitu pula dengan celana yang digunakannya rangkap dua, celana pendek dan celana panjang. Setelah baju dilucuti, petugas menemukan uang recehan hingga pecahan Rp100.000 yang terbungkus plastik besar. Tak hanya itu seluruh saku celana pendek dan panjangnya juga penuh dengan uang hasil mengemisnya.

“Uangnya sangat banyak. Semua kita temukan di saku celana, baju dan dompet. Kami tidak tahu uang itu hasil berapa hari ia mengemis. Karena yang bersangkutan tidak bisa bicara dan fisiknya juga tidak normal,” katanya. Saat dimintai keterangan petugas, Sudadi hanya bisa menjawab dengan bahasa isyarat tak jelas.

Kepala Seksi (Kasi) Operasi dan Pengendalian Satpol PP, Bambang M.B.S. mengatakan akan menelusuri lebih jauh kondisi keluarga Sudadi di Klaten. PGOT yang terjaring razia akan dipulangkan ke daerah asal. Sebagian besar, mereka yang terjaring razia merupakan warga luar Solo. Diakuinya, Solo selama ini menjadi jujukan bagi para PGOT. Namun pihaknya telah berkoordinasi dengan daerah lain untuk menertibkan para PGOT tersebut.

Razia PGOT digelar terkait banyaknya laporan dari masyarakat yang mengeluhkan keberadaan mereka di CFD. Keberadaan mereka dinilai mengganggu aktivitas para pengunjung CFD. Selain itu keberadaan pengemis juga mengganggu keindahan Kota Solo.

“CFD itu masuk kawasan PGOT. Jadi operasi yang kami lakukan untuk menertibkan keberadaan mereka. Dan ternyata ada pengemis yang penghasilnya mencapai jutaan,” kata Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya