SOLOPOS.COM - Sejumlah preman dan pengamen jalanan dibawa ke Mapolres Sragen untuk dibina, Sabtu (10/12/2016). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)
Razia Sragen mendapati preman dan pengamen jalanan.
Solopos.com, SRAGEN — Aparat Satuan Sabhara Polres Sragen menjaring enam preman dan pengamen jalanan dalam razia yang
diselenggarakan Sabtu (10/12/2016). Razia preman dan pengamen itu difokuskan di beberapa tempat seperti Terminal Pilangsari, sepanjang Jl. Raya Sukowati dan Pasar Bunder.
Dari Terminal Pilangsari, polisi mendapatkan dua preman yang bekerja sebagai pengamen. Dua preman penuh tato di tubuhnya itu tidak berkutik saat diangkut polisi ke bak truk.
Polisi sempat mendatangi sekelompok anak muda yang tengah menongkrong dan tiduran di trotoar tak jauh dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soehadi Prijonegoro. Polisi menggeledah tas yang dibawa anak muda itu namun tidak mendapati barang-barang terlarang
seperti narkoba maupun minuman keras.
Polisi melanjutkan razia di kawasan Pasar Bunder. Di pasar tradisional terbesar di Bumi Sukowati itu, polisi mendapati empat preman dan
pengamen. Enam preman dan pengamen itu selanjutnya dibawa ke Mapolres Sragen untuk dibina.
Tiga dari enam preman itu diketahui tidak membawa kartu identitas. “Saya belum punya KTP karena masih 16 tahun,” kata A, salah satu pengamen yang mengaku berasal dari Solo.
Sasaran razia penyakit masyarakat (pekat) ini meliputi kegiatan premanisme, pengamen jalanan, perjudian, penyalahgunaan narkoba dan
pesta minuman keras.
“Razia pekat ini digelar dalam rangka menciptakan suasana yang kondusif di masyarakat jelang Natal dan Tahun Baru,” terang Kasat Sabhara Polres Sragen AKP Agung Ari Purnowo mewakili Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso.