Soloraya
Jumat, 26 April 2024 - 16:43 WIB

Kontrasepsi Suntik Menjadi Favorit Akseptor KB di Solo, Ini Alasannya

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi jenis-jenis alat kontrasepsi. (Shutterstock)

Solopos.com, SOLO–Mayoritas pasangan usia subur di Solo memilih menggunakan kontrasepsi metode suntik. Berdasarkan data Kota Surakarta Dalam Angka Tahun 2024 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Solo menyebutkan kontrasepsi dengan metode suntik sebanyak 38.261 orang.

Di bawahnya ada kontrasepsi dengan metode kondom sebanyak 9.642 orang, selanjutnya metode operasi wanita (MOW) atau tubektomi sebanyak 3.290 orang.

Advertisement

Sementara itu, Pasar Kliwon menjadi kecamatan dengan pengguna kontrasepsi metode suntik tertinggi, yakni sebanyak 25.215 orang, diikuti oleh Kecamatan Banjarsari sebanyak 4.853 orang.

Mengutip laman yankes.kemkes.go.id yang diakses Jumat (26/4/2024), kontrasepsi metode suntik merupakan salah satu metode pencegah kehamilan dengan cara menyuntikkan cairan hormon progesteron secara periodik kepada perempuan. Setelah disuntikkan, cairan tersebut akan masuk ke pembuluh darah dan diserap tubuh guna mencegah kehamilan.

Advertisement

Mengutip laman yankes.kemkes.go.id yang diakses Jumat (26/4/2024), kontrasepsi metode suntik merupakan salah satu metode pencegah kehamilan dengan cara menyuntikkan cairan hormon progesteron secara periodik kepada perempuan. Setelah disuntikkan, cairan tersebut akan masuk ke pembuluh darah dan diserap tubuh guna mencegah kehamilan.

Dokter Spesialis Kandungan RS Kasih Ibu Solo, Ira Syahriarti E, menyampaikan sebab metode suntik menjadi pilihan sebagian besar orang karena alasan biaya yang murah dan kepraktisan.

“Jadi sebenarnya [alasan memilih suntik] bukan dari segi kesehatan, tetapi dari segi murah dan praktis. Kalau segi kesehatan, metode suntik itu setara dengan metode lainnya,” jelas dr. Ira saat dihubungi Solopos.com beberapa waktu lalu. Kendati demikian, lanjut dr. Ira, bahwa metode suntik tetap memiliki kelebihan dan kekurangan.

Advertisement

1. Harga lebih murah.
2. Praktis dan tidak memerlukan tenaga terampil maupun terlatih (bisa dilakukan oleh semua tenaga kesehatan atau nakes).
3. Saat haid tidak sakit. Haid cenderung sedikit bahkan tidak haid.

Sementara kekurangan metode suntik:

1. Harus rutin dan berkelanjutan (misal suntik satu bulan, maka bulan depan harus suntik kembali).
2. Menaikkan berat badan, karwna terjadi retensi cairan (terutama suntik yang tiga bulanan).
3. Dilarang bagi penderita hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, serta penyakit ginjal.
4. Adanya gangguan haid, misal flek-flek yang lama terutama pada suntik tiga bulanan.
5. Memunculkan flek atau noda kehitaman di wajah pada beberapa perempuan yang menggunakan metode suntik.

Advertisement

Untuk kemangkusan atau manjur, menurut dr. Ira, metode suntik memiliki nilai tinggi dalam mencegah kehamilan dibandingkan dengan metode lainnya.

“Dengan catatan si akseptor atau pengguna metode tersebut rutin datang [melakukan suntik ulang] pada tanggal yang telah ditentukan oleh nakes,” kata dia.

Karena kegagalan metode suntik sering terjadi karena pengguna melanggar waktu yang telah ditetapkan itu.

Advertisement

“Akseptor datang mundur dari waktu yang sudah ditentukan. Selain itu, akseptor juga datang untuk suntik pertama ketika tidak sedang haid, akseptor datang suntik hanya saat akan berhubungan seksual dengan suami,” ungkap dia.

Untuk segi kesehatan, Ira menyarankan agar menggunakan kontrasepsi metode intrauterine device (IUD) atau spiral dan metode steril, baik tubektomi atau vasektomi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Solo, Purwanti, menyampaikan bahwa penggunaan kontrasepsi metode suntik memiliki dampak terhadap perempuan.

“Secara produktivitas kinerja memang tidak begitu kentara. Namun, terhadap kesehatan akseptor akan terlihat dampak dari suntik itu, seperti siklus reproduksi, siklus menstruasi, dan dalam jangka panjang akan berdampak pada berat badan dan tekanan darah,” jelas Purwanti saat dihubungi Solopos.com, Jumat (26/4/2024).

Ia juga menyoroti tingginya angka kontrasepsi metode suntik itu salah satu indikator bahwa perempuan adalah akseptor tertinggi dalam hal kontrasepsi. Padahal, lanjut dia, laki-laki juga bisa ambil andil dalam hal kontrasepsi.

Saat ditanya, apa penyebab dari tinggi angka perempuan dalam hal kontrasepsi, “Harus kita akui bahwa Indonesia secara umum masih patriarki. Selain itu, masih ada mitos-mitos lama yang dipercaya hingga sekarang, seperti laki-laki akan berkurang kejantanannya jika melakukan vasektomi,” jelas dia.

Purwanti juga menjelaskan bahwa pihaknya di Solo telah menggelar beberapa program guna edukasi kontrasepsi bagi laki-laki.

“Kami sudah menggelar semacam sosialisasi yang ditujukan ke petugas linmas, RT dan RW, serta lainnya di tingkat kecamatan. Sasarannya laki-laki dan itu telah berlangsung beberapa tahun belakangan ini. Bahkan, kami beri reward uang senilai Rp1 juta bagi laki-laki yang bersedia di vasektomi,” ungkap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif