Soloraya
Selasa, 6 April 2021 - 09:25 WIB

Realisasi Pendapatan Daerah Sragen Naik Berkat Digitalisasi Keuangan

Tri Rahayu  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi transaksi nontunai (Solopos-Ahmad Baihaqi)

Solopos.com, SRAGEN — Realisasi pendapatan daerah Kabupaten Sragen dari sektor pajak pada 2019 senilai Rp99 miliar naik menjadi Rp111 miliar pada 2020.

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Sragen, Dwiyanto, menyampaikan naiknya realisasi pajak daerah itu disebabkan digitalisasi ekonomi keuangan daerah dan bertambahnya objek pajak baru.

Advertisement

“Pajak bulanan seperti hotel, rumah makan, dan restoran selama pandemi menurun dratis karena imbas Covid-19. Warung-warung dan hotel tutup selama pandemi,” ujarnya, Senin (5/4/2021).

Baca juga: Misterius, Pria Sragen Ditemukan Meninggal dengan Tubuh Luka-Luka

Advertisement

Baca juga: Misterius, Pria Sragen Ditemukan Meninggal dengan Tubuh Luka-Luka

Dwiyanto melihat PBB tidak terpengaruh oleh pandemi karena pemerintah kabupaten sudah menyiapkan infrastrukturnya, seperti transaksi nontunai lewat debit, e-banking, gopay, Qris dan seterusnya. Selain itu, Dwi juga menyediakan kanal-kanal pembayaran yang mudah dan cepat bagi masyarakat.

“Apalikasi yang dimiliki Sragen sudah terintegrasi, seperti CMS itu sudah diterapkan di 196 desa. Semua transaksi di desa lewat CMS atau transaksi nontunai. Di sektor retribusi menurun karena juga terkena imbas Covid-19,” ujarnya.

Advertisement

Baca juga: Sragen Targetkan Predikat KLA Naik ke Tingkat Nindya

Dari 500 kabupaten/kota di Indonesia, sebut dia, baru 135 kabupatan/kota yang sudah mengoptimalkan digitalisasi keuangan daerah, Sragen masuk di dalamnya.

“Dengan sistem digital ini pula PAD Sragen meningkat signifikan. Bahkan di era pandemi pun, khusus untuk pajak bumi dan bangunan (PBB) naik di atas 100% itu capaian yang luar biasa karena memakai digitalisasi sistem dan menyediakan kanal-kanal pembayaran di tempat-tempat representatif yang berkerja sama dengan Bank Jateng,” ujarnya.

Advertisement

Menekan Angka Kebocoran PAD

Kemudahan pembayaran lewat digitalisasi keuangan daerah pada sektor retribusi daerah, ujar Yuni, mampu menekan angka kebocoran sehingga PAD meningkat.

Baca juga: Unik, Ayam Jantan Milik Warga Sragen Ini Punya Tanduk di Kepala

Apalagi bila car free day (CFD) dan Saturday night market diizinkan maka Bupati berharap percepatan digitalisasi daerah akan lebih cepat karena semua pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) didorong melakukan transaksi nontunai.

Advertisement

“Tetapi mengedukasi masyarakat itu memang sulit,” katanya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo, Nugroho Joko Prastowo, menjelaskan Bank Indonesia mendorong digitalisasi transaksi keuangan daerah, baik pengeluaran maupun penerimaan.

“Semakin lengkap fasilitas transaksi nontunai dan macam-macam kanalnya maka fasilitas itu sngat memudahkan masyarakat,baik yang transaksi lewat pemerintah dengan membayar pajak, retribusi, dan seterusnya maupun transaksi masyarakat, seperti jualan online dan sebagainya. Semakin banyak tingkat partisipasi masyarakat maka PAD naik,” katanya.

Baca juga: Soal Target Pengentasan Kemiskinan, Wabup Sragen Dedy Endriyatno Bilang Begini

Nugroho meminta Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Sragen mendorong masyarakat, khususnya UMKM untuk melakukan transaksi keuangan nontunai. Selama ini, Nugroho mencatat hanya UMKM yang menguasai Internet yang mampu bertahan (survive) selama pandemi.

Dia mengatakan digitalisasi ekonomi keuangan itu akan mampu mengakselerasi pemulihan ekonomi dampak pandemi Covid-19 dan juga mempercepat pertumbuhan ekonomi.

“Digitalisasi ini akan menjadi tren di masa depan. Masyarakat perlu diedukasi terus-menerus dan terus dilatih sehingga digital benar-benar terbukti bermanfaat,” ujarnya.

Baca juga: Ini Alasan Warga Sragen Gratiskan Soto Tiap Jumat di Warungnya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif