SOLOPOS.COM - Bupati Yuni Sukowati dan Wabup Dedy Endriyatno menunjukkan sertifikat zakat dari Baznas di Aula Sukowati Setda Sragen, Jumat (23/4/2021).(Espos/Tri Rahayu)

Solopos.com,  SRAGEN—Jumlah zakat, infak, dan sedekah (ZIS) aparatur sipil negara (ASN) di Sragen naik empat kali lipat atau 400% pada 2021. Dana ZIS ASN pada tahun lalu rata-rata Rp150 juta per bulan sekarang naik menjadi Rp600 juta per bulan. Hingga April 2021, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sragen sudah menyalurkan Rp1,1 miliar zakat kepada warga yang membutuhkan di Sragen.

Naiknya capaian dana ZIS ASN tersebut terungkap dalam pernyataan Ketua Baznas Kabupaten Sragen Untung Mardikanto dalam kegiatan Gerakan Cinta Zakat di Aula Sukowati Sekretariat Daerah (Setda) Sragen, Jumat (23/4/2021). Dia mengatakan dana ZIS ASN pemanfaatannya untuk pengentasan kemiskinan dan kemaslahatan umat. Dalam kesempatan itu pula, Baznas meluncurkan kartu nomor pokok wajib zakat (NPWZ) yang bisa menjadi alat pembayaran nontunai.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Dalam kesempatan itu, Untung menerangkan kartu NPWZ Baznas yang awalnya menjadi sumber data muzaki sekarang bisa menjadi kartu pembayaran elektronik. Kartu itu bisa menjadi alat pembayaran tarif tol di seluruh Indonesia, menunaikan zakat nontunai, belanja di ritel, wahana hiburan, restoran, dan seterusnya. Bersamaan dengan peluncuran kartu NPWZ itu juga berlangsung distribusi dana zakat secara simbolis kepada 2.000 orang petugas penyapu jalan masing-masing Rp150.000/orang, bantuan kepada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) sebanyak 316 paket sembako senilai Rp100.000/orang, insentif guru sebanyak Rp500.000/orang untuk 200 guru, dan santunan fakir miskin sebanyak Rp79,4 juta.

Untung memberikan sertifikat zakat kepada Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati yang sudah rutin membayar zakat senilai Rp5 juta per bulan. Sertifikat zakat untuk Wabup Dedy Endriyatno senilai Rp1 juta per bulan juga diberikan. Selain itu, juga ada penyerahan sedekah buku untuk perpustakaan Baznas Sragen. Sedekah buku spontanitas itu bisa mengumpulkan 300 eksemplar buku.

Potensi Zakat Belum Tercapai

Di sisi lain Yuni menemukan realisasi zakat di empat organisasi perangkat daerah (OPD) masih jauh dari potensi. Bupati meminta pimpinan OPD terkait mendorong ASN di lingkungan masing-masing untuk menunaikan zakat sesuai potensi yang ada. Keempat OPD itu terdiri atas Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK), dan RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

“Disperkim yang potensinya Rp8 juta per bulan ternyata baru bisa terkumpul Rp2,8 juta per bulan. Optimalisasi zakat ini tergantung kepala dinasnya. Kemudian DPUPR dari potensi Rp19 juta ternyata baru masuk Rp4 juta sehingga Kepala DPUPR harus memahamkan ASN dari hati ke hati. DKK juga belum optimal. RSUD Sragen itu potensinya besar Rp113 juta tetapi baru terealisasi Rp51 juta,” ujarnya.

Yuni meminta direksi RSUD Sragen untuk mengoptimalkan zakat di lingkungan RSUD. Yuni meminta Wakil Direktur Pelayanan RSUD Sragen Joko Haryono untuk berkoordinasi supaya realisasi zakat pada April ini bisa naik. Dia mengingatkan bagi OPD yang sudah baik supaya mempertahankan konsistensi dan komitmennya.

Dia juga mengapresiasi ASN Sragen karena tanpa instruksi bupati para ASN sudah mulai tumbuh kesadaran berzakat. Imbauan berzakat itu, ujar dia, cukup menggunakan surat edaran yang dikeluarkan Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen. “Saya yakin semua ASN Sragen sudah membayar zakat tetapi zakat mereka ada yang tidak  lewat Baznas [Badan Amil Zakat Nasional]. Ada yang lewat lembaga amil zakat lainnya, seperti Lazismu, Lazisnu, atau Lazis lainnya,” ujar Bupati.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya