Soloraya
Minggu, 1 Desember 2013 - 22:13 WIB

Red Batik Solo Kembali Mejeng di China

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Perwakilan komunitas Red Batik berpose di car free day Jl. Slamet Riyadi, Solo, Minggu (1/12). Red Batik Solo akan mewakili Indonesia memamerkan desain kostum karnavalnya di ajang Chengdu International Travel Fair di China 6-8 Desember mendatang. (Burhan A/JIBI/Solopos)

Solopos.com. SOLO — Sukses memukau publik Shanghai, China, di gelaran Wonderful Indonesia, pertengahan November lalu, Komunitas Red Batik kembali didaulat menjadi duta pariwisata di ajang Chengdu International Travel Fair, di Century City, Chengdu, China, Jumat-Minggu (6-8/12/2013) mendatang.

Dalam ajang pameran pariwisata Internasional ini, dua model Red Batik Solo Community (RBSC) akan memamerkan empat kostum yang didominansi bahan-bahan alam. Pada kesempatan lawatan ke Negeri Tirai Bambu ini, para model Red Batik akan membawakan busana yang mengeksplorasi bambu.

Advertisement

Empat busana yang akan dibawa ke China ini dipamerkan kepada publik Solo di gelaran Solo Car Free Day, Minggu (1/12) pagi. Kreator kostum Dhea Fandari, 24, menampilkan kostum utama yang terinspirasi dari Naga China. Dengan dominansi bambu yang dikombinasikan dengan batik asal Pekalongan dan Betawi, kostum berwarna merah muda ini tampil selaras dengan warna natural cokelat muda.

Untuk melengkapi aksesori mahkota, sayap, dan detail di bagian penutup tubuhnya, mahasiswi semester akhir Jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian UNS Solo ini menambahkan kreasi anyaman bambu, uliran bambu, biji saga, bunga jambe, dan biji jali.

Untuk kostum keduanya, Dhea meyiapkan kostum dengan konsep lilitan tanpa jahitan. Kostum yang merupakan perpaduan batik dan lurik ini dihiasi dengan ragam aksesori dari anyaman bambu, waring, hingga cacahan egel.

Advertisement

Dhea mengaku bangga bisa kembali berkontribusi sebagai duta wisata melalui kostum kreasinya. “Sebelumnya, saya melihat antusiasme di Shanghai tinggi sekali. Mereka kaget dengan bahan unik yang kami gunakan ramah lingkungan. Untuk kesempatan kali ini, saya menampilkan busana yang menjadi komoditas di China,” terangnya ketika berbincang di Solo Car Free Day, Minggu, (1/12) pagi.

Sementara model Red Batik lain yang akan berangkat ke China, Rabu (4/12) nanti, Anindika Utami Putri, 21, menampilkan kostum utama yang terinspirasi dari tokoh wayang Kamaratih. Kostum karnaval berbahan kelobot, pelepah pisang, daun pandan, cacahan egel, rotan, hingga enje.

Mahasiswi semester VII, jurusan Teknik Informatika UNS Solo ini mengaku proses pembuatan kostum yang didominansi warna merah miliknya memakan waktu satu bulan.

Advertisement

“Baru kali pertama ini dikasih tugas memamerkan kostum ke luar negeri. Sebelumnya baru pameran kostum di Solo dan Jakarta. Pembuatannya hampir satu bulan karena pemberitahuan mendadak,” bebernya.

Rekam jejak Red Batik Comuunity Solo selama 2013 ini telah mengawal gelaran pameran pariwisata Indonesia  di Belanda, Perancis, Jerman, Jepang, dan China. Dalam setiap kesempatan, kreator kostum karnaval asal komunitas ini menampilkan pakaian dengan dominansi bahan-bahan alami yang dikresikan dengan batik dan kain tradisional.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif