Soloraya
Selasa, 17 September 2013 - 00:40 WIB

REGRUPING SEKOLAH : 2014, Disdik Klaten Gabungkan 119 SD Minim Siswa

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN — Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten berencana menggabungkan SD secara besar-besaran pada 2014 mendatang karena memiliki siswa kurang dari 80 anak.

Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas), Disdik Klaten, Sudirno, mengatakan tahun ini baru ada 10 SD yang rencananya akan digabung dengan SD lain. Menurutnya, 10 SD tersebut hanya memiliki siswa sekitar 50 anak yang terbagi dalam enam kelas.
“Sekarang masih proses. Berkas empat SD sudah ada di meja saya, sisanya masih disusun,” jelas Sudirno saat ditemui Solopos.com di Klaten, Senin (16/9/2013).

Advertisement

Sudirno menjelaskan usulan penggabungan 10 SD tersebut disampaikan tokoh warga dan pemerintah desa setempat. Usulan itu disampaikan ke Disdik Klaten melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan di masing-masing kecamatan. Dia mengakui tidak semua warga menyetujui usulan penggabungan SD tersebut dengan alasan jarak tempuh SD baru terlalu jauh. Kendati demikian, pihaknya akan melakukan pendekatan dengan masyarakat supaya bersedia menyetujui ide penggabungan SD tersebut.

“Kami akan mempertahankan SD yang hanya ada satu di suatu kawasan kendati siswanya sedikit. Meski ada SD lain tetapi berlokasi di seberang jalan raya, SD dengan jumlah siswa sedikit itu akan kami pertahankan. Kasihan siswa jika harus menyeberang jalan raya. Faktor keamanan menjadi pertimbangan kami mempertahankan SD dengan siswa sedikit itu,” papar Sudirno.

Sudirno mengakui jumlah SD yang mendesak digabung mencapai 119 SD karena hanya memiliki siswa kurang dari 80 anak. Oleh sebab itu, Disdik berencana menggabungkan SD secara besar-besaran pada 2014 mendatang.

Advertisement

Menurutnya, penggabungan SD secara besar-besaran tersebut bertujuan mengefektifkan kegiatan belajar mengajar (KBM). “Setelah digabung, semua guru akan kami distribusikan ke SD lain yang membutuhkan. Sebab, masih banyak SD yang kekurangan guru kendati siswanya cukup banyak,” tandas Sudirno.

Sudirno menambahkan, alokasi anggaran untuk menggabungkan 10 SD tersebut pada tahun ini relatif sedikit. Menurutnya, penggabungan satu SD dengan SD lainnya hanya dianggarkan Rp1 juta rupiah. Dana tersebut habis digunakan untuk rapat koordinasi dengan warga, biaya transportasi hingga penyusunan berkas.
“Karena tahun depan ada penggabungan SD secara besar-besaran, jadi anggaran yang dibutuhkan harus ditingkatkan,” tambahnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif