Soloraya
Senin, 14 Mei 2012 - 21:34 WIB

REHAB SD DI BULU: Proyek Rehab SD Diduga Salahi RAB

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


SIDAK--Sejumlah anggota Komisi IV DPRD Sukoharjo meminta keterangan kepada beberapa pekerja ketika Sidak di SDN Karangasem 2, Bulu, Sukoharjo, Senin (14/5/2012). (Iskandar/JIBI/SOLOPOS)

SUKOHARJO--Rehab lokal dua SD masing-masing SDN Karengasem 2 dan SDN Lengking 2 di Kecamatan Bulu, Sukoharjo diduga menyimpang dari bestek atau rencana anggaran biaya (RAB).

Advertisement

Indikasinya, di antaranya kualitas kayu yang dipasang untuk rehab atap di kedua sekolah itu dianggap tak sesuai dengan RAB.

“Kayu yang digunakan untuk bahan kuda-kuda menggunakan kayu lama dan kerangka plafon menggunakan kayu campuran di antaranya kahu sengon. Demikian belandar atau gording di SD Karangasem yang seharusnya juga menggunakan kayu bangkirai (BK) baru, ternyata masih menggunakan kayu lama,” ujar Sekretaris Komisi IV DPRD Sukoharjo, Sri Joko ketika ditemui di sela-sela inspeksi mendadak di kedua sekolah tersebut, Senin (14/5/2012).

Komisi IV yang diketuai Darsono bersama Sekretaris Sri Joko dengan anggota Sukardi Budi Martono, Sumarno Budi Pranoto, Giyarto dan Agus Ismil mengadakan Sidak ke Kecamatan Bulu. Mereka memeriksa pelaksanaan rehab dua sekolah, apakah sudah sesuai dengan RAB atau belum.

Advertisement

Menurut Joko dugaan penyimpangan kian kuat terjadi pada rehab SD Lengking. Karena kayu bahan untuk kuda-kuda beberapa bagian di antaranya terdiri atas kayu glugu. Padahal RAB rehab lazimnya nmenggunakan jenis kayu BK.

Sedangkan kayu kerangka plafon di SD ini, ungkap Sri Joko, juga menggunakan kayu campuran. Bahkan ketika pihaknya melakukan Sidak, kayu kerangka plafon ada beberapa yang lapuk.

“Untuk SD Lengking kami belum bisa memastikan jenis kayu yang digunakan untuk kuda-kuda, karena tadi kepala sekolah sudah tidak ada di tempat sehingga tidak bisa melihat RAB. Tetapi standard untuk rehab biasanya menggunakan kayu BK,” kata Sri Joko.

Advertisement

Sementara itu Giyarto yang melihat fakta di lapangan mengaku gemas. Sebab apa yang dilihat di lapangan tak memuaskannya. “Sebagai aggota DPRD yang mendapat laporan dari masyarakat saya gemas sekali. Kok ya teganya memasang kayu dengan kualitas rendah semacam itu. Ini jelas sembrono, sebab nanti ruang kelas itu akan dihuni para siswa, anak orang banyak yang ingin menuntut ilmu sebagai bekal masa depan mereka.”

Komentar pedas juga dilontarkan Sumarno Budi Pranoto. Dia berpendapat kayu sengon yang digunakan untuk kerangka plafon di kedua sekolah itu tak pantas.  “Kayu sengon itu setara dengan kayu bakar sehingga kualitasnya rendah. Tapi yang mengherankan kok ya digunakan untuk kerangka plafon,” papar Sumarno.

Lebih lanjut Sri Joko mengatakan terkait temuan Sidak itu pihaknya menolak kualitas bangunan itu dan merekomendasikan pembongkaran bidang yang direhab tersebut. Dikhawatirkan jika rehab tak sesuai dengan RAB akan bernasib seperti SDN Banmati 1 yang beberapa wktu lalu runtuh atapnya.

Iskandar/JIBI/SOLOPOS

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif