Solopos.com, SOLO — Kondisi lalu lintas di Kota Solo terancam macet total menyusul gempuran mobil baru dengan harga murah.
Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo), Sri Baskoro ketika dijumpai Solopos.com, Jumat (20/9/2013), mengatakan volume kendaraan di Kota Bengawan diprediksikan bakal kian menggila. Dishubkominfo mencatat sepanjang 2012 volume kendaraan naik hingga 12%. Dia menyebutkan beberapa tahun terakhir ada tren peningkatan volume kendaraan, baik roda dua maupun mobil di Kota Solo.
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Dia menyebutkan jumlah kendaraan saat ini menembus angka 496.000 unit dari 2011 hanya sekitar 330.000 unit.
“Itu baru kendaraan Solo, belum termasuk kendaraan dari luar Solo yang masuk. Bisa dibayangkan, bagaimana masa depan Kota Solo kalau mobil murah sudah ada dipasaran,” ujarnya.
Baskoro secara pribadi menolak mobil murah tersebut. Menurutnya, keberadaan mobil murah justru akan menambah parah tingkat kemacetan di Kota Solo.
“Volume kendaraan bertambah tapi jalan tetap sama atau tidak bertambah. Ini yang akan menjadi persoalan baru, maka itu saya menolak ada mobil murah,” katanya.
Baskoro menuturkan pertumbuhan kendaraan paling banyak didominasi oleh kendaraan pribadi. Sebaliknya, kenaikan kendaraan umum relatif kecil dan bahkan cenderung stagnan. Baskoro mengatakan tingginya pertumbuhan kendaraan di Solo tak pelak menyebabkan kemacetan panjang di sejumlah ruas jalan.
Disebutkannya, titik kemacetan di antaranya kawasan Purwosari, Manahan, Pasar Nongko, Balapan, Jl. Gotong Royong, perempatan Faroka, perempatan Fajar Indah, Kerten, dan Panggung Jebres.
“Titik-titik kemacetan terjadi di kawasan sekitar perlintasan kereta api. Tapi juga di perempatan dalam kota juga macet pada jam-jam tertentu,” sebutnya.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
