Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
Ketua DPRD Kota Solo, YF Sukasno berharap sejumlah pekerjaan rumah kaitannya dengan keberadaan Keraton Surakarta dapat terselesaikan. Khususnya menyangkut pencairan dana hibah dari pemerintah untuk mendukung upaya pelestarian keraton tersebut ke depan. “Tahun ini kan sudah ada alokasi dana hibah untuk Keraton Surakarta, ya kami berharap secepatnya pihak keraton memroses pencairannya agar bisa dimanfaatkan. Kalau bisa ya di triwulan kedua ini,” ujar Sukasno kepada wartawan di Gedung Dewan, Jumat (18/5/2012).
Menurut Sukasno, dengan adanya rekonsiliasi tersebut secara legal formal sudah tidak ada masalah untuk mencairkan dana hibah keraton. Sebab pada dasarnya, saat ini keraton memerlukan bantuan untuk pemeliharaan bangunan dan pelestarian adat serta tradisinya. Bahkan pihaknya menyatakan akan mengupayakan adanya tambahan anggaran hibah keraton pada APBD tahun depan. ”Kalau dana hibah tahun ini bisa dicairkan dan dimanfaatkan, bukan tidak mungkin kami akan mengupayakan penambahan besaran anggarannya pada APBD tahun depan,” kata Sukasno.
Ditemui terpisah, Wakil Ketua DPRD Surakarta, Supriyanto juga menekankan agar pihak keraton segera memanfaatkan adanya dana hibah keraton tersebut. “Jangan sampai terulang lagi seperti tahun 2011, dana hibah sudah disiapkan tetapi dalam setahun itu tidak dimanfaatkan sama sekali. Sehingga kami berharap tahun ini bisa segera dicairkan, tentunya dengan melengkapi persyaratan-persyaratan sesuai aturan yang ada,” kata Supriyanto.
Sukasno menambahkan di Kota Solo, keberadaan Keraton Surakarta memiliki peran yang sangat besar. ”Keraton menjadi punjering budhoyo nuswantoro. Dengan demikian, walaupun keraton itu sudah punya kewenangan secara administrasi, tapi sebetulnya masih punya tanggung jawab yang agung sebagai mandat dari rakyat dan para kawula, keraton dianggap sebagai kedungnya unggah-ungguh, tata krama, kang tumuju marang kasampurnaning dumadi,” kata Sukasno. Menurutnya, kerja sama baik raja, sentana, abdi dalem dan elemen lain yang terkait sangat dibutuhkan di internal keraton. “Kunci utamanya harus rukun. Dalam mencapai itu harus mengesampingkan egoisme dan kepentingan pribadi,” pungkasnya.