Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius
Acara ini melibatkan belasan ribu anggota Pramuka Kwarcab 11.11 Sukoharjo yang kesemuanya siswa dari 12 sekolah di Kota Sukoharjo. Dengan berseragam Pramuka lengkap, mereka berdiri di tengah lapangan yang becek karena hujan lebat yang turun malam sebelumnya. Para tamu undangan lebih beruntung karena diberi tempat di bawah tenda di tepi lapangan.
Mereka sejak pukul 07.15 WIB mulai datang dan membentuk barisan. Sebagian anggota pramuka memenuhi Alun-alun sebagian lagi berjajar di sepanjang jalan dari depan Kantor Pemkab Sukoharjo menuju alun-alun. Acara baru dimulai sekitar pukul 09.15 WIB. Aksi memecahkan rekor Muri dilakukan serentak. Sebelumnya, kepada para peserta dibagikan air minum dalam kemasan gelas dan jamu berkemasan sachet.
Dalam hitungan tiga menit, jamu pun diminum oleh anggota pramuka. Senior Manajer Muri Paulus Pangka, mengatakan jumlah peminum jamu sebanyak 15.080 orang sehingga memecahkan rekor lama yang dibuat di Cilacap pada 10 Maret 2007. “Di Cilacap jumlah peserta sebanyak 6.956 orang sehingga di Sukoharjo tiga kali lipatnya. Kami mengerahkan lima orang untuk menghitung kegiatan minum jamu massal,” terangnya.Dijelaskan oleh Paulus, proses penghitungan hanya membutuhkan waktu 30 menit. Menurutnya, peserta di Sukoharjo lebih tertib karena dibuat berbaris. “Panitia mendaftarkan peserta minum jamu massal sebanyak 10.000 orang tetapi saat dihitung berjumlah 15.080 orang. Sebenarnya bisa bertambah namun ada sebagian peserta yang tak mendapatkan jamu dan tidak meminum karena keluar dari barisan.”
Piagam penghargaan rekor Muri bernomer 5701/R.MURI/XI/2012 pun diserahkan oleh Deputi bidang Pertanian dan Kelautan, Dyah Maulida kepada Bupati Sukoharjo, H Wardoyo Wijaya. Selain Bupati, piagam Muri juga diberikan kepada Ketua Gabungan Pengusaha Jamu Jateng, Nyoto Wardoyo dan Ketua Kwarcab Pramuka 11.11, Sukoharjo, H Haryanto.
Bupati Sukoharjo, H Wardoyo Wijaya mengatakan, Sukoharjo memiliki potensi besar soal jamu tradisional. Menurutnya, anggota Pramuka sengaja dilibatkan karena tahun ini Pemkab berobsesi menjadikan Sukoharjo sebagai tahun kebangkitan Tri Satya dan Dasa Dharma. “Banyak penjual jamu gendong asal Sukoharjo berdagang ke luar Jawa,” ujarnya.