SOLOPOS.COM - Pengendara motor dan mobil berhenti saat KA Bandara melintas di area pembangunan rel layang Joglo, Solo, Selasa (6/6/2023). (Solopos/Joseph Howi Widodo)

Solopos.com, SOLO–Proyek Elevated Rail Simpang Tujuh Joglo termasuk jalur ganda molor akibat Kepala Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas I Semarang Putu Sumarjaya  tertangkap operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Kepala PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop VI Yogyakarta Bambang Respationo menjelaskan tidak ada pengaruh mengenai operasional KA meskipun ada OTT KPK sejauh ini. Namun, jalur ganda itu memiliki manfaat besar bagi operasional layanan Kereta Api (KA) apabila sudah rampung dibangun kelak.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Namanya kereta kalau single track pasti dia masih mengalami namanya penyusulan sama persilangan. Jadi ketika sudah ada double track. Nah itu pasti waktu tempuhnya jadi semakin pendek karena kalau masih single track itu waktu tempur kepotong oleh nunggu persilangan,” kata dia kepada wartawan, Selasa (4/7/2023).

Menurut dia, durasi sekali silang itu tergantung jarak antar stasiun, misalkan memakan waktu sampai 20 menit. Apabila jalur KA, antara lain Stasiun Solo Balapan sampai Kadipiro sudah double track atau jalur ganda PT KAI akan menambah Grafik Perjalanan Kereta Api atau Gapeka.

“Begitu ada double track kita pakai sebagian, pakai Gapeka baru lagi,” ujarnya. Menurut dia, pentingnya jalur ganda untuk masa depan layanan dari PT KAI.

“Kalau tol dari ujung Jawa sampai ujung Jawa. Sementara masih single track maka waktu tempuhnya kurang kompetitif. Begitu ada double track bisa kompetitif,” papar dia.

Selain itu, lanjut dia, pentingnya jalur ganda untuk meningkatkan keselamatan pada jalur KA. Risiko kecelakaan dengan jalur ganda lebih kecil dari single track.

Sebelumnya, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyebut sudah ada pengganti Putu Sumarjaya yang ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK. Namun, Gibran belum pernah bertemu dengan Kepala BTP Kelas I Semarang yang baru.

Ditanya wartawan sejumlah kontraktor meminta bantuan Gibran supaya ada jaminan serta segera ada pembayaran atas progres proyek Elevated Rail Simpang Tujuh Joglo termasuk pembangunan Viaduk Gilingan  sejak April 2023 atau penangkapan Putu Sumarjaya, Gibran membenarkan adanya permintaan bantuan itu.

Gibran menjelaskan nantinya bertemu dengan Kepala BTP Kelas I Semarang yang baru. “Iya kemarin, nanti ya. Nanti kita tindak lanjuti. Pokoknya kita kejar 8 Juli 2023 Viaduk dibuka,” ungkapnya.

Menurut dia, masalah termin yang belum dibayarkan kepada sejumlah kontraktor  proyek Elevated Rail Simpang Tujuh Joglo termasuk pembangunan Viaduk Gilingan bisa ditanyakan ke BTP Kelas I Semarang, bukan Pemkot Solo.

Sebelumnya, termin yang belum dibayarkan BTP Kelas I Semarang kepada kontraktor proyek Elevated Rail Simpang Tujuh Joglo termasuk pembangunan Viaduk Gilingan lebih dari Rp50 miliar.

Site Manager Penataan Viaduk Gilingan, Niko Herlambang, menjelaskan kendala yang dihadapi sejumlah kontraktor tidak adanya pejabat definitif yang bisa mengambil keputusan setelah Putu Sumarjaya menjadi salah satu target OTT KPK awal April lalu.

“Ada Plh [Pelaksana Harian] itu kan tidak bisa mengambil keputusan sehingga yang namanya terkait dengan administrasi seperti surat-menyurat itu kan kita kadang macet. Masalah utama itu. Ini juga berlaku semua paket pekerjaan yang ada di sini sih,” kata dia kepada Solopos.com, Senin (26/6/2023).

Solopos.com menelusuri Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), ada sejumlah paket pekerjaan, antara lain PT Calista Perkasa Mulia dengan kontrak Rp127.147.204.800 untuk paket pembangunan jalur ganda kereta api (KA) Elevated Antara Solo Balapan-kadipiro KM KM.106+900 sampai dengan KM. 107+914 termasuk BH 314A dan BH 314B.

Selanjutnya PT Wijaya Karya (Wika) dengan Rp280.477.352.593 untuk pembangunan jalur KA elevated antara Solo Balapan sampai Kadipiro KM 104+700 hingga KM. 107+000 (tahap satu). PT Adhi Karya dengan kontrak Rp184.418.854.764 untuk pembangunan jalur KA elevated antara Solo Balapan-Kadipiro KM.104+900 sampai dengan KM. 106+900 (tahap dua).

Berikutnya PT Istana Putra Agung dengan kontrak Rp.182.207.461.156,6 untuk pembangunan jalur ganda KA elevated antara Solo Balapan- Kadipiro KM 104+900 sampai dengan KM 106+900. Namun Direktur PT Istana Putra Agung, Dion Renato Sugiarto, menjadi salah satu tersangka suap.

“Baik Wika dan Adhi Karya  permasalahannya sama, konsultan kami juga. Kan masalah cash flow gitu jadi kerjaan yang sudah diselesaikan itu kan belum bisa terminkan gitu. Nah sehingga cash flow terganggu,” tambah Niko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya