SOLOPOS.COM - Warga penerima antre mengambil santunan penanganan dampak pembangunan rel layang Joglo di pendapa kantor Kelurahan Joglo, Banjarsari, Solo, Selasa (16/11/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah warga terdampak proyek pembangunan rel layang Joglo, Solo, mengeluhkan mepetnya batas kepindahan setelah penyerahan santunan dampak sosial. Mereka hanya diberi waktu sepekan untuk membongkar bangunan dan pindah.

Warga Kampung Bonorejo, Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Paino, mengaku ingin batas waktu itu diperpanjang agar persiapan kepindahan bisa lebih longgar. Namun, ia pasrah lantaran sudah menerima uang santunan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Rasanya terlalu cepat untuk pindah. Kami memang sudah lama menerima sosialisasi proyek, tapi untuk mencari tempat tinggal baru kan butuh dana. Makanya, kami belum mencari tempat. Setelah dananya ada, waktunya cuma sepekan. Ya, belum ada gambaran. Semoga segera mendapat tempat tinggal baru,” katanya kepada wartawan, Selasa (16/11/2021).

Baca Juga: Isu Rangkap Jabatan Dinilai Bisa Ancam Reputasi Gibran di Dunia Politik

Hal senada disampaikan Sutono, salah seorang pemilik usaha di Jl Kolonel Sugiono. Ia mengaku sudah puluhan tahun mencari rezeki di lokasi terdampak rel layang Joglo, Solo, itu sehingga sangat berat untuk meninggalkan tempat usahanya.

“Ya, kemungkinan uang santunan untuk cari lapak usaha baru, meski sama saja memulai dari nol. Kami hanya diberi waktu sepekan. Sebenarnya luasan tempat usaha saya tidak besar, tapi selama ini cukup untuk menghidupi keluarga,” ucap pemilik bengkel asal Wonorejo, Gondangrejo, Karanganyar itu.

Warga lain, Purwanto, mengaku pasrah dengan keputusan itu. Tempat usahanya yang dibikin dua lantai ikut terdampak. Ia memiliki bengkel tambal ban dan servis ponsel.

Baca Juga: Besok Rekonstruksi Kasus Menwa UNS Solo, Polisi Rahasiakan Lokasinya

Sudah Molor

“Bangunan rumah saya permanen, sehingga uang santunan cukup. Ya, sewajarnya karena saya sadar bukan lahan sendiri. Uangnya untuk lanjut usaha, cari lokasi, paling mengontrak. Alhamdulillah, sudah dapat tempat. Jadi, waktu sepekan [untuk pindah], ya cukup tidak cukup,” katanya.

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menilai waktu sepekan cukup bagi warga terdampak rel layang Joglo untuk pindah mengingat sosialisasinya sudah dilakukan sejak lama. Linimasa proyek pembangunan rel layang Joglo sudah molor dari seharusnya.

Baca Juga: Wow! Rel Layang Joglo Solo bakal Jadi yang Terpanjang di Indonesia

“Ya, ini kan sudah mendapatkan uang santunan, karena proyeknya segera berjalan mulai Desember. Jadi, kalau bisa secepatnya karena bulan depan sudah segera mulai. Kami mohon kerja samanya,” ucapnya.

Sebagaimana diberitakan, Proyek Nasional Jalur Ganda Solo-Semarang Fase 1 Solo Balapan-Kadipiro atau rel layang Joglo direncanakan dimulai pada Desember 2021 atau Januari 2022 mendatang. Rel layang dengan dengan bentang 1,3 km itu bakal jadi yang terpanjang di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya