RELAWAN Desa Sapen Dikukuhkan

ilustrasi (dok)

KLATEN–Sebanyak 10 orang relawan siaga bencana berbasis masyarakat (sibat) dari Desa Sapen, Kecamatan Manisrenggo, dikukuhkan di kantor Kecamatan Manisrenggo, Rabu (21/3/2012).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Para relawan tersebut dilantik oleh Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Klaten, Wagiyono. Sibat tersebut berada di bawah pembinaan PMI Klaten. Camat Manisrenggo, Wahyudi Martono, mengatakan setiap kali turun hujan, pihaknya harus mengontrol ke desa. Dengan dibentuknya sibat di Desa Sapen, maka penyampaian informasi bencana tersebut jadi lebih mudah. “Misal ada erupsi merapi atau lahar dingin, pemberian pertolongan juga lebih cepat,” ujar Wahyudi di kantor Kecamatan Manisrenggo, Rabu (21/32012).

Sementara itu, Wagiyono mengatakan, sibat di Desa Sapen merupakan sibat ketiga. Sebelumnya PMI Klaten telah membentuk sibat di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang dan Desa Ngandong, Kecamatan Gantiwarno. Anggota sibat kebanyakan adalah para relawan yang masih muda. Sedangkan tenaga sukarela (TSR) anggotanya adalah para profesional seperti dokter, bidan dan sebagainya. “Sibat di dua desa itu saat erupsi merapi sudah terjun ke lapangan membantu evakuasi para korban,” ujar Wagiyono. Selain sibat, ada pula tim relawan lain seperti taruna siaga bencana (tagana) di bawah naungan Dinas Sosial serta tim kesehatan di bawah Dinas Kesehatan.

Dengan lebih banyak relawan, maka bila ada bencana bisa meminimalisasi korban. “Kita pasti tidak mengharapkan ada bencana. Tapi dengan adanya relawan, setidaknya ada langkah antisipasi,” katanya.

Tugas dari anggota sibat sendiri yakni membantu PMI dalam mengevakuasi para korban bencana, seperti memindahkan penduduk dari daerah yang tidak aman ke tempat yang lebih aman. Saat erupsi merapi pada akhir 2010 lalu, pasalnya, PMI Klaten kewalahan lantaran ada ribuan orang yang harus dievakuasi. Konsekuensi dengan banyaknya korban, maka relawan harus memberikan makan dan layanan kesehatan.