SOLOPOS.COM - Seorang relawan mempersiapkan logistik di dapur umum Tagana Solo di Pendapa Kelurahan Mojosongo untuk para petugas pemadam kebakaran yang berjibaku di lokasi kebakaran TPA Putri Cempo, Senin (18/9/2023). (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SOLO–Sejumlah pria hilir mudik di halaman Pendapa Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres. Mereka menenteng peralatan memasak seperti dandang, wajan, dan centong.

Beberapa pria lainnya sibuk membungkus nasi dan lauk menggunakan kertas minyak. Salah satunya Yuli. Dengan cekatan, ia membersihkan beras menggunakan air sebelum dimasukkan ke dandang.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Yuli dan sejumlah relawan berjibaku di dapur umum untuk para petugas pemadam kebakaran (damkar) dan warga terdampak akibat kebakaran gunungan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo. Dia merupakan relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinas Sosial (Dinsos) Kota Solo yang mendirikan dapur umum sejak Sabtu (16/9/2023) malam.

Para petugas damkar dan relawan bencana yang berupaya memadamkan kobaran api butuh suplai logistik setiap hari. “Kami memasak nasi dan lauk tiga kali dalam sehari. Pagi hari, siang hari, dan malam. Sebagian besar untuk para petugas damkar dan relawan di lokasi kebakaran,” kata dia.

Tak hanya petugas damkar yang berupaya secepatnya memadamkan si jago merah, para relawan dapur umum juga dituntut kecepatan dalam memasak nasi, sayur dan lauk pauk.

Saat subuh hari, para relawan harus sudah standby menyiapkan bahan makanan yang akan diolah untuk sarapan petugas damkar dan relawan bencana.

“Kami juga membungkus nasi dan lauk pauk. Setelah itu baru dikirim ke lokasi kebakaran untuk petugas damkar dan relawan bencana,” papar dia.

Sementara itu, koordinator lapangan dapur umum Tagana Solo, Eko Prasetyo, mengatakan para relawan belanja kebutuhan pokok pada pagi hari. Para relawan bisa memasak dalam jumlah besar.

Dalam sekali memasak, rata-rata sekitar 800 nasi bungkus. Artinya, dalam sehari mampu memasak 2.400 nasi bungkus.

Tak tanggung-tanggung, beras yang diolah dalam sekali masak sekitar 75 kilogram-80 kilogram. “Sekali masak itu butuh tiga karung goni beras seberat 25 kg. Mungkin lebih sedikit. Jadi total beras yang diolah sekitar 80 kg setiap hari. Kalau lauk pauk yang diolah berganti-ganti. Kadang telur, tempe atau ayam potong,” ujar dia.

Eko berharap ada partisipasi dari masyarakat yang membantu operasional dapur umum selama proses pemadaman gunungan sampah yang terbakar.

Jumlah relawan Tagana Solo hanya 10 orang yang harus menyuplai makanan mulai pagi hari hingga malam hari. “Kami mendirikan dapur umum kali terakhir saat banjir di Kelurahan Jagalan, Jebres. Saat itu, selama empat hari. Kalau sekarang mungkin lebih lama karena belum bisa dipastikan kobaran api benar-benar padam,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya