SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO-Rencana untuk merelokasi warga di Kentingan baru sepertinya tidak akan berjalan lancar. Pasalnyam, ada 100 keluarga yang menempati hunian di Kentingan Baru Jebres enggan direlokasi dan akan tetap bertahan di wilayah tersebut

Salah satu warga di Kentingan Baru, Mulyadi, Senin (23/7/2012), menjelaskan ratusan warga yang masih menempati wilayah tersebut akan bertahan hingga ada keputusan dari  pengadilan, mereka harus pindah. Kalaupun harus pindah, ia meminta pemerintah adil dengan merelokasi semua warga di Kentingan Baru, bukan hanya warga miskin.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Disamping saya banyak rumah-rumah yang mewah dan milik orang kaya. Itu juga harus ikut direlokasi karena masuk wilayah Kentingan Baru,” tegasnya saat ditemui Solopos.com, Senin, di rumahnya.

Menurut Mulyadi, warga berhak menempati wilayah Kentingan Baru . Pasalnya, warga yang menempati wilayah itu benar-benar  masyarakat Solo yang tak memiliki tempat tinggal.  “Kami akan tetap di sini [Kentingan Baru] hingga nanti titik darah penghabisan. Kalau mau, warga Solo yang enggak punya tempat tinggal ke sini mendirikan rumah juga enggak apa-apa. Daripada di jalanan,” ucapnya.

Warga lain di Kentingan Baru yang enggan disebutkan namanya, menjelaskan relokasi menurutnya bukan solusi. Pasalnya, warga yang direlokasi hanya diberi lahan dan sertifikat tanah. Sementara, bangunan rumah harus mendirikan sendiri.

Ia mengaku tak memiliki uang untuk membangun rumah bari di lahan relokasi. Perempuan yang menempati hunian tembok berukuran 4X2 meter ini mengaku sudah 11 tahun tinggal di Kentingan Baru. Awalnya, ia dan keluarga menempati daerah tersebut sebagai hunian atas rekomendasi lembaga pemerhati masyarakat miskin.

“Dulu kami harus membersihkan lahan yang awalnya rimba dan belukar. Sekarang kenapa tiba-tiba diminta relokasi. Saya akan tetap di sini [Kentingan Baru] sampai benar-benar tidak ada orang,” tukasnya.

Sementara, Ketua Paguyuban Harapan Jaya kentingan Baru, Sumarsono, Senin, tidak bersedia berkomentar. Namun tekadnya bulat, ingin bertahan di wilayah tersebut. “Saya enggak mau berkomentar dulu banyak-banyak tentang masalah ini,” tegasnya saat ditemui Solopos.com, Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya