SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Klaten (Solopos.com) – Rencana relokasi korban letusan Gunung Merapi warga Desa Balerante, Kecamatan Kemalang yang diwacanakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten tak kunjung pasti. Pemkab masih melakukan pendekatan dan menyerap aspirasi warga sebelum memindahkan mereka ke lokasi yang lebih jauh dari puncak Merapi.

Kepala Badan Kesbangpol dan Linmas Klaten, Sri Winoto kepada wartawan Selasa (22/2), mengatakan rencana relokasi mendapat respons berbeda di kalangan warga. “Ada yang pro dan kontra,” jelasnya di ruang Satlak PB Setda Klaten. Menurutnya dinamika semacam itu hal biasa dan tak menghentikan langkah Pemkab dalam mensosialisasikan pentingnya relokasi bagi warga yang rumahnya disapu awan panas.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Dia menambahkan, lahan untuk merelokasi warga telah siap, yakni menempati bengkok salah seorang perangkat desa Balerante seluas 2,8 hektare. Lahan itu dinilai aman karena berjarak sekitar 8 km dari puncak Merapi. Rencananya, Pemkab membangunkan rumah untuk korban Merapi. Berdasarkan data sementara, lanjut dia, ada 90-an KK warga Balerante yang perlu direlokasi, yakni warga RT 1, 2, 3, 4 dan 6.

Setiap rumah yang akan dibangun di lahan relokasi, lanjutnya, diperkirakan membutuhkan dana Rp 22 juta. Sri Winoto mengatakan relokasi menjadi pilihan karena rekomendasi dari Pusat menyebutkan lokasi yang terkena paparan erupsi Merapi 2010 lalu disarankan tidak didirikan bangunan permanen. “Selter kan hanya untuk sementara, setelah itu korban Merapi harus kembali ke masyarakat,” urainya.

Pada kesempatan sama, Koordinator Penanganan Pengungsi Satlak PB Klaten, Joko Rukminto mengatakan Satlak masih mendampingi korban letusan Merapi yang saat ini tinggal di selter di Bumi Perkemahan Kepurun, Kecamatan Manisrenggo. “Ada penyaluran aneka bantuan untuk penghuni selter misalnya beras sebanyak 20 kilogram per-KK, Sembako, pakaian pantas pakai dan sebagainya,” jelasnya.

Kepala Desa Balerante, Sukono mengatakan Pemerintah Desa (Pemdes) Balerante pada intinya mendukung relokasi karena tujuannya untuk menjamin keselamatan warga. Meski demikian, pihaknya menyerahkan keputusan di tangan warga. “Terserah warga mau dipindah atau tidak.” Sejauh ini, lanjut dia, belum ada kesepakatan di kalangan warga untuk menolak atau menerima rencana relokasi itu.

Sebelumnya, salah seorang penghuni selter, Tukiyam, 60, warga Dukuh Ngipiksari, Balerante mengaku tak ingin dipindah dari lokasi rumahnya yang luluh lantak diterjang letusan Merapi. “Saya berharap dibolehkan mendirikan rumah di tempat semula,” jelasnya. Ditanya apa tidak takut dengan keselamatannya jika Merapi meletus lagi, ibu lima anak itu mengaku siap menghadapi segala kemungkinan.

rei

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya