KLATEN–Jelang batas waktu yang diberikan Pemkab Klaten terkait dengan relokasi warga Balerante, Kecamatan Kemalang, baru 31 KK dari 165 KK yang menyatakan kesediaannya untuk mengikuti relokasi.
Sebagian besar warga tidak mau di relokasi karena mereka menilai lebih nyaman hidup di rumah yang lama, meskipun daerah mereka merupakan Kawasan Rawan Bencana (KRB) 1 Gunung Merapi. Hal ini ditegaskan oleh Kepala Desa Balerante melalui Kadus I, Zainu, ketika ditemui Solopos.com, Kamis (21/6/2012).
Zainu mengatakan peserta relokasi sejumlah 31 KK terbagi dari beberapa dusun. Untuk Dusun Sambungrejo sebanyak 16 KK, Sukorejo 5 KK, Gondang 4 KK, Banjarsari 3 KK sedangkan untuk Dusun Karangrejo, Ngelo, dan Ngipisksari, masing-masing hanya 1 KK.
Zainu juga menambahkan, sampai batas waktu yang ditetapkan awal pekan depan, dipastikan tidak akan ada penambahan peserta relokasi. Hal ini didapatkan setelah adanya pertemuan bersama warga di desa Balerante. Dari pertemuan tersebut disetujui tempat relokasi berada di Dusun Bendorejo, atau berjarak sekitar tiga kilometer dari dusun Sambungrejo.
Tak Nyaman
Berdasarkan keterangan yang dihimpun Solopos.com di dusun Sambungrejo, para warga mengatakan tidak nyaman jika hidup di tempat relokasi. Seperti dikatakan Ranto, 60, warga dusun setempat yang menolak relokasi dan ingin tetap hidup di lereng Merapi. Meskipun pada saat erupsi Merapi 2010 yang lalu, rumah Ranto rusak parah akibat terkena awan panas Gunung Merapi.
“Lebih baik hidup disini [Sambungrejo] mau makan tinggal cari di ladang, kalau dibawah susah, mau ke ladang jaraknya jauh, Merapi sebenarnya aman,” kata Ranto ketika ditemui di rumahnya.
Sementara dari data yang didapatkan oleh Solopos.com dana yang dialokasikan oleh Pemkab Klaten untuk satu rumah Rp30.000.000. Setiap peserta relokasi juga akan mendapatkan seekor sapi dan uang jaminan hidup di tempat yang baru selama tiga bulan.