Soloraya
Kamis, 2 Februari 2017 - 09:10 WIB

Remaja Penderita Skoliosis asal Klaten Diusulkan Dapat Jamkesda

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Hanung Setyaji, 14, menonton televisi di rumahnya, Dukuh Tuwuhan, RT 003/RW 005, Desa Pasungan, Kecamatan Ceper, Senin (30/1/2017) malam. (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Remaja yang kesulitan duduk karena skoliosis diusulkan jadi peserta Jamkesda.

Solopos.com, KLATEN — Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten siap mengusulkan keluarga Hanung Setyaji, 14, remaja Desa Pasungan, Ceper, mendapat jaminan kesehatan melalui program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).

Advertisement

Hanung yang merupakan putra kedua pasangan Wahyu Mulyono, 47, dan Sugiyanti, 41, menderita skoliosis yang menyebabkannya kesulitan duduk dan membungkuk. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Klaten, Cahyono Widodo, memastikan Hanung sudah dalam pemantauan petugas kesehatan.

Sebelumnya, bocah tersebut sudah dibawa ke RSUD Bagas Waras guna menjalani pemeriksaan. Saat ini, pelajar SMP tersebut menjalani rawat jalan terkait penyakit yang dideritanya.

Cahyono mengatakan Dinkes masih mengecekan guna memastikan keluarga Wahyu sudah masuk dalam program jaminan kesehatan nasional atau belum. Jika belum masuk program jaminan kesehatan yang dibiayai pemerintah pusat, Dinkes siap mengusulkan agar keluarga tersebut mendapatkan jaminan kesehatan yang dibiayai pemerintah daerah.

Advertisement

“Kami cek dulu apakah memang belum punya kemudian kondisi keluarganya seperti apa. Kalau belum punya jaminan dan memenuhi syarat, kami usulkan agar masuk Jamkesda,” kata Cahyono saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (1/2/2017).

Kabid Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Bagas Waras, Anggit Budiarjo, mengatakan Hanung sudah dibawa ke RSUD pada Senin (30/1/2017) guna menjelani pemeriksaan dan saat ini masih menjalani rawat jalan selama tujuh hari. “Nanti dilanjutkan kontrol dan dilihat kondisinya seperti apa. Kalau memang tidak ada perubahan, nanti dirujuk [ke RS Ortopedi],” katanya.

Anggit mengatakan berdasarkan gejala, Hanung didiagnosis menderita skoliosis atau kondisi tulang belakang tidak normal lantaran melengkung ke samping. Selain itu, ia didiagnosis mengalami bronchitis atau infeksi pada saluran pernapasan utama dari paru-paru.

Advertisement

Soal kemungkinan Hanung sembuh dari kelainan tulang belakang, Anggit mengatakan masih ada peluang. Hanung menderita skoliosis sejak kecil hingga membuat anak itu kesulitan duduk serta membungkuk.

Sebagian besar aktivitasnya dilakukan dengan berdiri. Saat masih duduk di bangku SD, Hanung mengikuti pelajaran dengan berdiri. Tapi, saat duduk di bangku SMP ia memaksakan diri duduk selama jam pelajaran meski mengaku tak nyaman.

Ayah Hanung, Wahyu, tak mengetahui secara persis penyebab anaknya kesulitan duduk dan membungkuk. Wahyu mengatakan selama ini keluarganya belum masuk program jaminan kesehatan yang dibiayai pemerintah.

Soal pekerjaan, Wahyu hanya bekerja sebagai buruh bangunan dengan penghasilan sekitar Rp60.000/hari. Sementara Sugiyanti bekerja sebagai pelayan di salah satu rumah makan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif