SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sukoharjo (Espos)–Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) menengarai rembesan tabung gas konversi tiga kilogram (Kg) menyebabkan peredaran elpiji terganggu.

Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disperindag, Sadewo Suharto serta perwakilan Hiswana Migas Koordinator Sukoharjo, Heri Poedi. Menurut mereka, rembesan tabung gas elpiji paling banyak berasal dari Klaten, Boyolali, Wonogiri serta Karanganyar.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Kalau melihat kondisi di lapangan sekarang ini rembesan gas memang termasuk tinggi. Yang kami masuk rembesan gas adalah masuknya tabung gas jatah konversi dari daerah lain ke Sukoharjo,” ujar Dewo ketika dijumpai, Rabu (4/8).

Menurut Dewo, segel untuk tabung gas elpiji di Sukoharjo biru serta hijau. Namun demikian tabung gas yang beredar di Kota Makmur warna segelnya bermacam-macam, tak hanya hijau dan biru. “Kalau kami melihat di masyarakat, warna segel tabung gas memang bermacam-macam. Artinya apabila melihat warna segel di luar hijau serta biru, itu artinya dari daerah kabupaten sekitar yang berbatasan dengan Sukoharjo,” ujarnya.

Dengan masuknya tabung gas elpiji dari luar daerah, sambung Dewo, menyebabkan distribusi menjadi terganggu. Pasalnya, pihaknya tidak bisa menentukan kebutuhan riil warga Sukoharjo terkait dengan penentuan alokasi.

Senada menurut Heri, dengan tingginya tabung gas dari luar daerah yang masuk Sukoharjo, membuat dia kesulitan menentukan alokasi distribusi untuk masyarakat.

aps

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya