SOLOPOS.COM - ilustrasi (dok)

ilustrasi (dok)

WONOGIRI--Rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang akan diberlakukan bulan April 2012 tak hanya meresahkan perusahaan otobus (PO), tetapi juga nelayan. Salah satunya nelayan di Paranggupito. Ketua Kelompok Nelayan Parang Bahari Paranggupito, Sucipto, mengatakan dalam sekali melaut untuk satu perahu menggunakan BBM sekitar 20 liter. Nelayan membeli bensin secara eceran dengan harga Rp5.000 karena jarak tempuh dari SPBU terdekat terlalu jauh.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Jika nanti naik dua kali lipat atau Rp9.000 per liter dan sampai di pedagang eceran hingga Rp10.000 per liter, maka kami harus mengeluarkan biaya Rp200.000 per liter untuk satu kali melaut,” ungkapnya saat dihubungi wartawan Sabtu (25/2/2012).

Sebenarnya, lanjut dia, yang dikhawatirkan bukan kenaikan harganya, tetapi jika terjadi kelangkaan. Saat kenaikan BBM, kemungkinan penjualannya dibatasi sehingga tidak bebas seperti sekarang. Walaupun mesin kapal hanya 15 PK-20 PK, mesin yang digunakan untuk perahu nelayan tersebut menggunakan bensin.

Dalam hal pendapatan, menurut Sucipto, jika dihitung masih bisa menutup saat kenaikan harga BBM karena nelayan hanya mengurangi pendapatan yang mereka peroleh. Misalnya, jika pendapatan satu orang nelayan yang biasanya Rp50.000, maka menjadi Rp40.000. Padahal, pendapatan nelayan saat ini masih sama yakni 30-50 kilogram per hari untuk ikan campuran dengan dua kali melaut. Yakni memasang jaring pada pagi hari dan mengambil jaring di sore hari.

Di sisi lain, Pengurus Kelompok Nelayan Sendang Asri, Sulistianto, mengatakan rencana kenaikan BBM tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Satu hingga dua liter bahan bakar bisa  digunakan untuk empat hari. Pasalnya, 90% perahu nelayan waduk memakai mesin yang menggunakan bahan bakar solar.

“Kami malah mengkhawatirkan imbas dari kenaikan BBM terhadap barang kebutuhan pokok yang lain seperti sembako,” jelasnya. Sementara itu, harga ikan juga masih normal. Seperti harga ikan jambal yang beberapa waktu lalu sempat turun menjadi Rp2.000 per kilogram, kini kembali normal menjadi Rp10.000 per kilogram.

(JIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani KP)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya