SOLOPOS.COM - Karyawan memeriksa proses produksi pengolahan air bersih di Instalasi Pengolahan air (IPA) Semanggi, Solo, Rabu (13/9/2023). (Solopos.com/Joseph Howi Widodo)

Solopos.com, SOLO–Perumda Air Minum Kota Solo (PDAM/Toya Wening Solo) mewaspadai penutupan pintu saluran air Dam Colo selama sebulan dari 15 Oktober 2023. Penutupan itu dikhawatirkan dapat mengubah pola pembuangan limbah etanol atau ciu ke Bengawan Solo.

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) PDAM Solo, Bayu Tunggul, menjelaskan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) dan Perum Jasa Tirta I Bendungan Wonogiri akan melakukan pemeliharaan dengan penghentian suplai ke bendung Colo timur dan Colo barat.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Dari Waduk Gajah Mungkur itu keluar ke Bengawan Solo terus outletnya juga keluar ke bendung Colo timur dan Colo barat,” kata dia ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu (13/9/2023).

Menurut dia, hasil koordinasi dengan lintas instansi disepakati penghentian suplai air ke Dam Colo selama sebulan dilakukan mulai 15 Oktober 2023. Dampak dari penghentian suplai air itu adalah irigasi pertanian bukan ke PDAM Kota Solo.

Namun, Bayu menduga UMKM di wilayah Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, membuang limbah etanol ke aliran air menuju Dam Colo. PDAM Solo khawatir apabila suplai air ke Dam Colo dihentikan, pembuangan limbah alkohol akan kembali ke Sungai Samin yang bermuara ke Bengawan Solo.

“Itu berisiko, polutan tinggi karena muara Kali Samin dekat dengan intake Instalasi Pengolahan Air [IPA] Semanggi. Kalau sampai teman-teman pengrajin alkohol membuang limbahnya ke Kali Samin. Padahal Oktober sampai November diperkirakan belum turun hujan,” jelasnya.

Bayu mengatakan debit air Bengawan Solo yang kecil serta banyak polutan membuat PDAM Kota Solo kesulitan mengolah air. Pembuangan limbah ciu ke Sungai Bengawan Solo bakal berdampak ke sejumlah PDAM, antara lain PDAM Solo dan PDAM Blora.

PDAM Solo telah berkoordinasi dengan Tim Koordinasi Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo untuk langkah antisipasi. Sejumlah pihak-pihak berkepentingan sudah diundang, antara lain Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo, DLH Provinsi Jateng, BBWSBS), Perum Jasa Tirta I Bendungan Wonogiri, pengguna air termasuk kelompok petani.

“Dua tahun lalu dan tahun lalu musim kemarau gak seperti ini, sekarang el nino. Dulu kemaru basah, sekarang kemarau kering. Kemungkinan Oktober belum turun hujan,” jelasnya.

Adapun PDAM Kota Solo memakai sejumlah sumber air untuk melayani 57.253 pelanggan, yakni sumber air Cokro, Sungai Bengawan Solo, dan 24 sumur dalam. Kapasitas sumber air Cokro 400 liter per detik.

Sementara sumber air dari Sungai Bengawan Solo diolah di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Semanggi dengan kapasitas 100 liter per detik, IPA Jurug kapasitasnya 50 liter per detik, dan IPA Jebres kapasitasnya 100 liter per detik. 1 liter per detik bisa untuk menyuplai kebutuhan 80 pelanggan.

“Sampai sekarang kondisinya baik-baik saja, normal, masih bisa mengolah,” jelas Bayu.

Sebelumnya, Kepala BMKG Jateng, Sukasno, mengatakan musim kemarau ini di Jawa Tengah sedikit berbeda dibandingkan tiga tahun lalu. Sukasno menyebut tiga tahun lalu fenomena La Nina lebih dominan. Sedangkan saat ini lebih cenderung El Nino yang dominan.

Dia menjelaskan biasanya musim kemarau hanya sampai September. Namun, ia memperkirakan akibat El Nino musim kemarau di Jateng bisa mundur hingga Desember, bahkan hingga Januari-Februari 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya