Soloraya
Rabu, 21 September 2011 - 14:32 WIB

Rendah, klaim Jamkesmas di Boyolali

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Yulianto Prabowo (Dok.SOLOPOS)

Yulianto Prabowo (Dok.SOLOPOS)

Boyolali (Solopos.com)–Klaim dana Jamkesmas di Kabupaten Boyolali dinilai rendah.

Advertisement

Pasalnya, tingkat serapan dana Jamkesmas hanya berkisar 50%. Padahal pemerintah pusat mengalokasikan dana sekitar Rp 4,2 miliar untuk keluarga miskin yang terkaver dalam Jamkesmas di Boyolali.

“Klaim dana Jamkesmas masih rendah. Sebab, serapannya masih rendah jika dibandingkan dengan daerah lain. Klaim ini meliputi biaya perawatan kesehatan dan sebagainya,” tutur Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Yulianto Prabowo saat ditemui wartawan, Rabu (21/9/2011).

Yulianto menuturkan rendahnya komponen biaya perawatan kesehatan bagi keluarga miskin baik di rumah sakit ataupun Puskesmas menjadi penyebab tidak terserapnya dana Jamkesmas secara maksimal.

Advertisement

Dana sebesar Rp 4,2 miliar yang dikucurkan pemerintah pusat hanya terserap separuhnya saja untuk membayar klaim KK miskin yang jumlahnya mencapai 95.000 KK.

Pihaknya pun mengusulkan untuk merevisi biaya perawatan kesehatan rumah sakit. Hal ini dilakukan agar klaim dana Jamkesmas dapat terserap secara maksimal. Revisi dilakukan untuk penyesuaian biaya kesehatan agar tidak terlalu rendah. Pihaknya pun mengusulkan kenaikan tarif hingga 45%.

Dijelaskan, kurang maksimalnya serapan ini karena dana Jamkesmas yang digelontorkan pusat didasarkan pada komponen biaya kesehatan di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan sebagainya.

Advertisement

Padahal di Kabupaten Boyolali komponen biaya kesehatan sangat murah. Patokan tarif kesehatan di Kota Susu ini masih mengacu peraturan daerah tahun 2001.

(rid)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif